MEDIASERUNI.ID – Isu ramalan bencana besar kembali menyita perhatian publik dan tetap menjadi misteri. Mulai dari cerita banjir besar yang menenggelamkan daratan, letusan gunung api berskala masif, hingga narasi ekstrem tentang bumi terbelah, semuanya ramai diperbincangkan.

Ramalan tersebut datang dari berbagai sumber, mulai dari naskah kuno, tokoh spiritual, hingga konten viral yang kerap memicu kepanikan. Namun, seberapa jauh kebenaran ramalan bencana ini jika ditinjau dari sisi sejarah dan ilmu pengetahuan?

Banjir Besar

Salah satu ramalan yang paling sering dikaitkan dengan bencana besar adalah ramalan Prabu Jayabaya. Dalam berbagai tafsir, disebutkan adanya “air meluap di mana-mana” yang kerap dimaknai sebagai banjir besar yang akan melanda Pulau Jawa.

Meski begitu, para sejarawan menilai ramalan tersebut bersifat simbolik dan lahir dari konteks sosial pada zamannya, bukan sebagai prediksi kejadian spesifik di masa depan.

Dari sudut pandang ilmiah, banjir besar yang sering terjadi saat ini lebih disebabkan oleh curah hujan ekstrem, dampak perubahan iklim, alih fungsi lahan, serta sistem drainase yang kurang optimal. Artinya, banjir bukan sekadar takdir ramalan, melainkan masalah lingkungan yang nyata dan bisa diantisipasi.

Baca Juga:  Misteri Desa Kanekes di Banten, Komunitas yang Menolak Dunia Modern

Letusan Gunung Api

Indonesia berada di kawasan Cincin Api Pasifik, wilayah dengan aktivitas gunung api paling aktif di dunia. Kondisi ini membuat isu letusan gunung api kerap dikaitkan dengan ramalan bencana.

Tak jarang, paranormal atau tokoh spiritual mengklaim mampu memprediksi letusan besar. Namun hingga kini, tidak ada ramalan non-ilmiah yang terbukti akurat secara konsisten.

Sebaliknya, para ahli vulkanologi memantau aktivitas gunung api melalui data seismik, deformasi tanah, hingga gas vulkanik. Dengan pendekatan ilmiah ini, potensi letusan bisa diperkirakan dalam batas tertentu, sehingga masyarakat dapat melakukan mitigasi risiko lebih baik.

Bumi Terbelah

Narasi tentang bumi terbelah sering muncul dalam legenda kuno, cerita kiamat, hingga teori konspirasi modern. Ada yang mengaitkannya dengan gempa besar atau pergeseran lempeng ekstrem.

Baca Juga:  LSM GMBI Karawang Peringati Hari Lahir Pancasila dengan Beragam Kegiatan Sosial dan Edukatif

Dalam ilmu geologi, memang dikenal patahan dan pergerakan lempeng tektonik. Gempa besar bisa menyebabkan retakan tanah dan perubahan bentang alam yang signifikan. Namun, konsep bumi terbelah secara harfiah dan tiba-tiba seperti dalam ramalan tidak dikenal dalam sains modern.

Bijak Menyikapi Ramalan

Ramalan bencana besar memang mudah menarik perhatian karena menyentuh rasa takut dan rasa ingin tahu manusia. Sayangnya, banyak narasi berkembang tanpa dasar ilmiah yang jelas.

Ancaman bencana yang sesungguhnya justru datang dari faktor nyata seperti perubahan iklim, kerusakan lingkungan, dan aktivitas geologi yang memang aktif di wilayah tertentu.

Masyarakat diimbau tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan, namun tidak mudah terpancing oleh ramalan yang belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Lebih dari sekadar percaya ramalan, memahami risiko dan mendukung upaya mitigasi adalah langkah paling rasional dalam menghadapi potensi bencana. (berbagai sumber)