Maka, senyum Kadus Losari ini sontak mengembang lebar. “Kalijaga… Hm, Kalijaga…”
“Apa Ki…” Mendadak terdengar suara Ki Warta membuyarkan isi benak Ki Anom yang sedari tadi berpikir soal Keberadaan manusia bernama Kalijaga.
“Eh, tidak ada apa-apa Ki, hanya teringat nama orang-orang berselubung hitam tadi. Hanya teringat saja, kita fokus pada rombongan saja Ki, semoga cepat sampai pinggir hutan.”
Ki Anom masih kembangkan senyum. Barusan ia seperti mengalami ritual sebuah perjalanan. Pikiran berjalan begitu saja tanpa rencana dan skenario. Perjalanan pikiran yang membuatnya mulai mamahami hakikat dari Penjaga dan Pemelihara.
Bahwa dizaman seperti sekarang, dimana keseluruhannya serba tak menentu dan burem, maka kehadiran manusia seperti Kalijaga bersama orang-orang berselubung hitamnya memang dibutuhkan.
Baru saja berpikir begitu seketika terdengar bentakan keras. “Berhenti! Mau kemana kalian!”
Kadus Losari dan Kadus Rogojembangan sontak hentikan rombongan. Dari balik belukar keluar seorang bertubuh besar bertampang kasar, disusul belasan orang juga bertampang kasar berlompatan dari atas pohon.