Karto panik menyaksikan ayahnya terluka. Mijan sekejap tadi mendengar ayahnya memekik berniat hendak menolong. Tapi yang jadi lawan mereka orang yang menimbah ilmu pada Kanjeng Siti Jenar. Tentu saja kepandaianya jauh diatas keduanya.
Sehingga begitu kedua berniat buat gerakan akan menolong Ki Warta, cuma dengan sekali sapuan mereka pun dibuat terjajar kebelakang. Tetapi sial Mijan, karena pada saat bersamaan dari arah samping menyambar golok.
“Crass!”
Mijan mengalami hal sama dengan ayahnya. Bagian lengannya kena dirobek golok orang disampingnya.
Menyaksikan kondisi ayah dan anak itu Ki Anom timbul was-wasnya. Namun Ki Anom pun mendapat lawan yang hebat. Dia Ki Wargon. Ilmu kepandaiannya pun tidak dibawah Ki Anom.
Ki Jargo yang tak sabar menyaksikan pertempuran melompat ke depan. Putra Ki Warta pemudah bernama Karto terang bukan lawannya. Sehingga sekali membentak putra Ki Warta ini terpental dan menghantam batang pohon dibelakang. Darah segar menyebur dari mulut pemuda Karto.
Tetapi orang-orang dusun yang dilindungi mendadak membantu. Mereka petani petani yang tak pandai silat. Namun mereka punya cangkul dan tajak. Dengan alat-alat pertanian itu mereka mengeroyok Ki Jargo.