“Budaya yang tidak diamalkan hanya akan menjadi sejarah yang tersimpan di museum,” kata Asep.
Karenanya ia mengajak semua pihak untuk memahami bahwa nilai-nilai budaya harus dikaitkan dengan keunggulan agar dapat bertahan dan mempengaruhi masa depan.
Lebih lanjut, Asep menyarankan perlunya pendekatan “learning from the past” (belajar dari pengalaman) dan “learning from the future” (belajar dari masa depan) dalam menjaga keberlangsungan budaya.
Pendekatan ini, menurutnya, akan membuat budaya tidak hanya relevan, tetapi juga menjadi kekuatan yang dapat mengarahkan masa depan.
Respon positif mengalir dari para peserta terhadap paparan Asep. Banyak yang setuju bahwa pemikiran seperti ini sangat dibutuhkan untuk memastikan budaya Sunda tidak hanya tetap hidup, tetapi juga berkembang di tengah arus modernitas.
Hendra Gunawan menyampaikan bahwa acara launching ini juga merupakan forum diskusi terbatas (FGD) yang akan berlanjut dalam beberapa pertemuan ke depan.
FGD ini diharapkan dapat menjadi ruang bagi para pemangku kepentingan budaya Sunda untuk terus berbagi ide dan merumuskan langkah-langkah konkret.