“Sesampainya di rumah LT, diketahui oleh saksi (FS dan AF) bahwa di rumah tersebut ada kurang lebih 12 orang,” kata Sopian kepada mediaseruni.co.id, Selasa, 14 November 2023.
Korban bersama FS dan AF selanjutnya diajak minum kopi oleh LT, dan barulah diketahui LT mengundang mereka ke rumahnya dalam rangka menunggu akan ada penyerangan. Ketika itu FS dan AF tak mengetahui serangan apa yang dimaksud.
Hingga waktu memasuki hari Selasa sekira pukul 01.00 Wib, LT mengajak belasan temannya, termasuk korban, FS, dan AF, menuju lapangan sepak bola Kampung Pakuwon dengan berjalan kaki.
Setibanya di lapang sepak bola itu, kata Sopian dalam keterangannya, kurang lebih 10 menit kemudian datang lima sepeda motor yang masing-masing motor dinaiki tiga orang, mendekat ke lapang sepak bola.
“LT langsung memberi komando untuk menyerang, setelah melihat lawannya datang, dan beberapa teman LT ada yang melempar bom molotov ke arah sepeda motor,” papar Sopian.
Sopian menyebut, dari lima sepeda motor, hanya sekitar dua orang yang awalnya berkelahi dengan LT, namun akhirnya berkelahi dengan korban. Dalam kejadian ini, korban terkena luka bacok celurit pada bagian dada dan akhirnya meninggal dunia.