Bandung, MEDIASERUNI – Menjadi rahasia umum yang sering disampaikan para ustadz bahwa bulan suci Ramadan dibagi menjadi tiga bagian penting.

Berdasarkan hadits riwayat Ibnu Abi Dunya dan Ibnu Asakir, bersumber dari Abu Hurairah RA: “Ramadhan itu adalah bulan awalnya penuh rahmat, pertengahannya penuh ampunan dan ujungnya pembebasan dari api neraka”.

Tinggal hitungan hari, Ramadan akan pergi meninggalkan kita. Mari kita manfaatkan momen singkat ini semaksimal mungkin agar tidak ada penyesalan dikemudian hari, karena tidak ada jaminan kita akan kembali bertemu dengan Ramadan ditahun berikutnya.

Ir. H. Asep Ruslan selaku Pimpinan Pondok Pesantren Rahmat Lil Alamin dalam khutbah Jumat dengan tema “Maksimalkan 10 Hari Terakhir Ramadhan” di Masjid Al-Muhajir RW 02 Komplek Bumi Panyileukan Kelurahan Cipadung Kidul Kecamatan Panyileukan Kota Bandung.

Dalam tausiyahnya, Ustaz Asep mengajak umat muslim agar memanfaatkan momen ini semaksimal mungkin dengan memperbanyak ibadah dan mohon ampunan kepada Allah SWT.

Bulan Ramadan adalah bulan yang agung dan mulia, lebih mulia daripada sebelas bulan lainya. Segala amal ibadah yang dilakukan dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda.

“Jika di luar Ramadan pahala yang didapatkan satu kebaikan, di bulan ini amal kita akan diganjar ratusan pahala kebaikan,” kata ustaz yang juga Presiden Paguyuban Asep Dunia (PAD) ini.

Baca Juga:  Unsika - Pekka Kolaborasi Literasi Pengelolaan Sampah

Ustaz Asep pun mengatakan perlu mengoreksi diri sendiri sebagai bahan introspeksi dan evaluasi. Mulai awal Ramadan sampai hari ini, apakah kualitas dan kuantitas ibadah sudah sesuai yang diharapkan.

Apabila sudah, maka jaga sekuat tenaga agar tetap terpelihara hingga akhir Ramadan. Jika belum sesuai dengan harapan, mari tingkatkan dengan segenap daya upaya, selagi masih ada kesempatan.

Ibarat seseorang yang sedang membangun sebuah gedung. Ia sudah membangun 70 persen, tinggal 30 persen lagi sisanya. Nah, yang 30 persen itu menjadi sangat menentukan.

Kalau finishing-nya bagus, maka bangunan itu akan menjadi sebuah gedung yang indah. Tapi jika finishing-nya dikerjakan secara asal-asalan, tentu akan memiliki nilai dan kualitas yang rendah, sehingga tidak lagi bisa menjadi gedung yang dibanggakan.

Demikian juga shaum Ramadan ini, memasuki sepuluh hari terakhir ini, mari kita lebih giat lagi, guna menyempurnakan ibadah Ramadan kita. Agar Ramadhan kita, tidak menjadi Ramadhan asal-asalan.

“Agar jerih payah kita bernilai mulia di sisi Allah swt, marilah kita maksimalkan episode terakhir Ramadhan ini dengan i’tikaf sebagaimana Rasulullah SAW mencontohkannya,” ucap Ustaz Asep.

Baca Juga:  Diduga Geng Motor, Gerombolan Remaja Bersajam Resahkan Warga Karangsinom

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, ‘Aisyah ra menceritakan, “Adalah Rasulullah, apabila sepuluh malam terakhir Ramadhan telah tiba, beliau menghidupkan malam dengan shalat dan berbagai ibadah.

Membangunkan keluarganya untuk shalat malam dan ibadah-ibadah yang lain, bersungguh-sungguh dalam beribadah melebihi apa yang biasanya dilakukan dan tidak menggauli istri-istrinya (HR. Bukhari dan Muslim).

Untuk itu sebagai seorang muslim, kita dituntut untuk lebih optimal beribadah di 10 hari terakhir bulan Ramadhan seperti, I’tikaf, shalat malam, dzikir, membaca dan mengkaji al-Quran, dan memperbanyak do’a agar mendapat kenikmatan Lailatul Qadar.

Yaitu malam penuh kemuliaan, dimana ibadah di dalamnya lebih baik daripada ibadah seribu bulan di luar bulan Ramadhan. Allah memang merahasiakan kapan Lailatul Qadar itu terjadi. Akan tetapi Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita untuk memburunya pada sepuluh malam terakhir Ramadhan.

“Mintalah ma’af kepada Allah atas segala dosa dan maksiat kita, Allah akan bersihkan sebersih-bersihnya dan Allah ganti catatan itu dengan limpahan pahala yang berlipat ganda,” tutur Asep Ruslan. (Asep/Mds)