Bandung Barat, MEDIASERUNI.ID – Di kawasan Palayangan RW 05, Desa Cihampelas, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, berdiri sebuah bangunan sederhana dari bambu yang menjadi pusat aktivitas warga.

Tempat itu bernama Rumah Bambu, ruang bersama yang lahir dari semangat pemberdayaan dan kepedulian lingkungan masyarakat di sekitar bantaran Saguling.

Rumah Bambu merupakan program yang digagas oleh Barokah Rancage Foundation Cihampelas dengan dukungan Rumah Zakat dan Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB) sebagai tim ahli.

Di bawah koordinasi Aam Aminuddin, program ini berfokus pada pengembangan potensi wilayah dan kemandirian ekonomi warga, terutama melalui kegiatan pengelolaan sampah dan budidaya magot sebagai pakan alternatif.

Baca Juga:  Ke Mal Bukan Sekedar Belanja, Ini yang Dicari Perempuan Saat Weekend

“Kami ingin masyarakat di bantaran Saguling tidak hanya jadi penonton, tapi ikut menjadi pelaku perubahan,” tutur Aam Aminuddin saat ditemui di lokasi kegiatan, Minggu 12 Oktober 2025.

Melalui Rumah Bambu, warga belajar mengelola sampah rumah tangga secara mandiri. Kegiatan bank sampah menjadi pintu masuk untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi baru.

Dari situ, muncul gagasan membentuk Badan Usaha Milik Masyarakat (BUMMas) sebagai wadah usaha bersama berbasis potensi lokal.

Baca Juga:  Nelayan Pantai Pasirputih Tolak Penggabungan Dinas Perikanan dan Dinas Pertanian

Tak berhenti di situ, program ini juga menggandeng masjid setempat untuk menjadi “masjid berdaya”, yang tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pembelajaran, kegiatan sosial, dan ekonomi warga.

Rumah Bambu kini menjadi simbol kebersamaan dan kemandirian. Di tempat yang dulunya hanya digunakan untuk kegiatan warga, kini tumbuh inisiatif-inisiatif baru yang membawa manfaat nyata bagi lingkungan dan masyarakat sekitar Saguling.

“Harapannya, Rumah Bambu bisa jadi contoh bahwa perubahan tidak harus besar, asal dilakukan bersama dan konsisten,” ujar Aam menutup perbincangan. (Dadan)