MEDIASERUNI – Bagi sebagian masyarakat Indonesia, khususnya di Tanah Jawa, sebutan Sesepuh Nusantara sudah akrab di telinga. Hanya saja, siapa sosoknya penyandang gelar itu, sampai kini tetap misteri.
Menurut sejumlah literatur, sesepuh nusantara kepada tokoh-tokoh agama, seperti kiai. Berasal dari kata dasar ‘Sepuh’ artinya orang sangat tua dan Nusantara. Sehingga diartikan sebagai Kiai Sepuh atau Kiai Sepuh Nusantara atau Sesepuh Nusantara.
Kiai sepuh Nusantara atau Sesepuh Nusantara mengacu pada para kiai, ulama, atau guru agama Islam yang telah mencapai tingkat kebijaksanaan, pengalaman, dan pengetahuan yang tinggi dalam dunia keagamaan.
Istilah “sepuh” dalam bahasa Indonesia berarti tua, dan dalam konteks ini, merujuk pada orang-orang yang telah mengabdikan sebagian besar hidup mereka untuk studi agama, pengajaran, dan pelayanan kepada masyarakat.
Para kiai sepuh adalah figur yang sangat dihormati dalam masyarakat karena pengetahuan mereka tentang agama Islam dan kebijaksanaan dalam memberikan nasihat dan bimbingan spiritual.
Mereka sering dianggap sebagai tokoh spiritual dan pemimpin komunitas di daerah mereka. Kiai sepuh Nusantara memiliki peran penting dalam menjaga tradisi keagamaan, nilai-nilai budaya, dan warisan lokal di masyarakat Indonesia.
Beberapa tokoh yang menyandang gelar Kiai Sepuh Nusantara antara lain KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul.
Dia merupakan seorang kiai yang sangat dihormati dan memiliki pengetahuan yang mendalam tentang agama Islam. Abah Guru Sekumpul dikenal sebagai tokoh spiritual dan pemimpin komunitas di daerahnya.
Kemudian, Tuan Guru Kiai Haji (TGKKH) M. Zainuddin Abdul Madjid. Ia lahir di Nusa Tenggara Barat pada 19 April 1908 dan wafat pada 21 Oktober 1997. Zainuddin dianggap sebagai seorang nasionalis pejuang kemerdekaan, da’i, ulama, dan tokoh yang memiliki karomah.
Kedua tokoh di atas adalah contoh dari para kiai sepuh yang telah mencapai tingkat kebijaksanaan, pengalaman, dan pengetahuan yang tinggi dalam dunia keagamaan di Indonesia.
Kendati demikian beberapa literatur pun menyebut sejumlah nama sebagai Sesepuh Nusantara. Prabu Siliwangi diantaranya, selain Ajisaka atau Syeh Subakir maupun Sabdo Palon yang memiliki pengetahuan tinggi.
Bagi orang Prabu Siliwangi ini dikenal dengan sebutan Sesepuh Tanah Pasundan, karena dinilai bijaksana, punya pengalaman dan pengetahuan tinggi, dan sangat dihormati rakyatnya.
Demikianpun Ajisaka yang disebut datang ke tanah Jawa untuk membebaskan Jawa dari para demit dan sejenisnya. Namun aksi Ajisaka mengganggu kenyamanan Sang Pengasuh raja raja Jawa, Sabdo Palon. Hingga terjadi pertempuran dan berakhir dengan kesepakatan.
Tokoh-tokoh inilah yang kemudian berperan penting dalam menjaga tradisi keagamaan, nilai-nilai budaya, dan warisan lokal di masyarakat. (Ari/*)