Di dalam gua tersebut, ia melihat sebuah batu besar yang tertimpa tetes demi tetes air hujan hingga membuat batu tersebut terkikis dan berlubang.
Kejadian tersebut membuat Ibnu Hajar merenung dan merefleksikan dirinya. Ia sadar bahwa batu keras saja mampu terkikis dan berlubang oleh air hujan, maka tak mungkin otaknya yang tak sekeras batu tak membekaskan apapun dari ilmu yang terus diterima dari gurunya.
Menyadari hal itu, Ibnu Hajar Al Asqalani kembali kepada gurunya dengan semangat baru dalam mencari ilmu. Ia pun berubah menjadi anak cerdas, bahkan berhasil mengungguli teman-temannya. Semakin dewasa, Ibnu Hajar Al Asqalani berhasil menjadi ulama terkemuka dengan keilmuannya di bidang hadits.
Berdasarkan perjalanan ulama besar Ibnu Hajar Al-‘Asqalani dalam menuntut ilmu, kita belajar tentang pentingnya semangat pantang menyerah. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan semangat dalam belajar dengan diiringi doa, ikhtiar, dan berserah diri pada Sang Pencipta, Allah SWT.
Seperti seorang pencari kayu bakar yang berlelah-lelah mencari kayu ke hutan, satu demi satu batang kayu dikumpulkannya. Setelah kayu terkumpul, ia berikhtiar untuk menjualnya. Ketika kayu itu terjual, ia merasakan manisnya hasil dari proses berlelah-lelah.