“Saat PLN masuk bursa beberapa waktu ke depan, kami akan langsung menjadi pemilik SPE dengan penurunan emisi terbesar. Kami juga akan meluncurkan aplikasi PLN Climate Click yang sudah siap digunakan untuk ‘carbon trading’ yang belum dimiliki perusahaan lain,” tambah Darmawan.
Lebih lanjut Darmawan mengungkapkan, unit pembangkit berbahan bakar gas pertama di Indonesia, pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Blok 3 Muara Karang akan memimpin langkah pembangkit PLN masuk ke bursa karbon.
PLTGU ini telah memiliki SPE gas rumah kaca (GRK) dari Kementerian LHK, dan tercatat berhasil menurunkan karbon dioksida setara hampir 1 juta ton di tahun 2022.
PLTGU Blok 3 Muara Karang telah menggunakan 100% bahan bakar gas yang telah diregasifikasi dari LNG pada ‘Floating Storage and Regassification Unit’ (FSRU), dengan menggunakan suplai LNG.
PLTGU ini juga dilengkapi dengan teknologi gas turbin terbaru dan paling efisien yang menggunakan metode ‘Combine Cycle’.
“PLN saat ini tidak hanya menyediakan listrik tetapi menghadirkan energi yang rendah emisi, itu dari mana? Ya tentu bersumber dari pembangkit energi baru terbarukan,” pungkas Darmawan.