“Nak, terkadang apa yang kita lakukan termasuk dalam berbuat baik pastinya tidak akan luput dari komentar dari orang lain. Maka kuncinya adalah kita harus tetap optimis dalam melakukan perbuatan baik itu,” ungkap ayahnya.
“Nah, alangkah baiknya dalam menyikapi sesuatu kita harus mengedapankan husnuzan (berbaik sangka) dan hindari Suuzan (prasangka jelek). Agar hati kita terpelihara dari sifat-sifat jelek dan menganggap orang lain selalu salah,” tambah ayahnya.
Mendengar perkataan ayahnya, anaknya mengangguk sebagai ciri bahwa anaknya itu mengerti pesan yang disampaikan ayahnya.
Dari cerita tersebut, ada pesan yang menarik untuk kita ambil dalam kehidupan kita sehari-hari. Setiap apa yang kita lakukan termasuk dalam berbuat baik tak luput dari komentar dari orang lain. Adakalanya komentar itu bernada positif dan ada pula yang bernada negatif.
Menyikapi hal itu, maka kita kedepankan adalah sikap optimis dalam menjalankan kebaikan tersebut. Jangan sampai, komentar yang “bernada negatif” dapat melemahkan motivasi kita dalam merintis dan melakukan sesuatu.