Petani kecil di Jawa terpuruk dalam kemiskinan karena kehilangan kontrol atas lahan perkebunan. Sisi lain liberalisasi ekonomi menciptakan kesenjangan kekayaan. Pedagang menjadi kaya dengan cepat, meninggalkan para petani yang bingung dengan asal-usul kekayaan mereka.
Pandangan mistis masyarakat terhadap kekayaan membuat mereka curiga terhadap para pedagang yang dianggap menggunakan cara-cara tidak wajar. Pandangan mistis petani terhadap kekayaan baru ini menciptakan narasi pencurian yang melibatkan tuyul.
Para petani yang iri mempercayai bahwa kekayaan tersebut diperoleh dengan bantuan makhluk halus. Tuduhan ini, sebagaimana diungkapkan dalam karya Ong Hok Ham, membuat pedagang kehilangan status di masyarakat.nDampaknya tak hanya personal, melainkan menciptakan perubahan dalam pola transaksi barang.
Orang kaya yang terkena tuduhan menjadi hati-hati dalam membeli barang yang menunjukkan kekayaan, menghindari tanah atau rumah yang bisa memicu tuduhan memelihara tuyul.
Alhasil, orang-orang kaya pada waktu itu lebih suka menginveskan hartanya dalam bentuk logam berharga, seperti logam mulia (emas), perak dan sejenisnya, dan menyimpannya di bank.