HAJI USMAN sadar, cakar kompeni belanda pada saat itu sudah demikian kuatnya di Tanah Deli. Namun Sultan Deli pun bukanlah sultan kacangan, yang begitu mudahnya ditipu dan ditaklukan. Sultan sadar orang-orang berambut jagung itu licik. Maka melawannya harus dengan kecerdikan.
Sultan sadar, kompeni punya banyak bedil dan meriam-meriam besar. Kalau diusir tentu terjadi perang. Menang? Belum tentu, dan yang iya, rakyatnyalah menjadi korban. Makanya, Sultan Deli pun menganut politik Kemitraan, dengan catatan sama-sama untung.
Sultan berpikir orang-orang berambut jagung itu cuma memikirkan hasil bumi dan rempah-rempah. Silahkan buka perkebunan seluas-seluasnya, tapi yang mengelola rakyat Deli.
Dengan cara begitu rakyatnya pun punya sumber penghasilan, disamping mengelola kebunnya sendiri. Daratan Deli pun jadi semakin luas. Hutan-hutan akan berkembangan menjadi daerah-daerah pemukiman baru.
Selanjutnya, biarlah orang-orang berambut jagung itu yang membersihkan perampok – perampok hutan yang meresahkan rakyatnya. Dengan demikian Sultan Deli tak perlu bersusah payah mengirimkan pasukannya, karena besar juga resikonya.