Ditempat yang sama Kepala Sekolah Rohsidin, M.Pd., menjelaskan fogging ini dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan dari SMPN 1 Gabuswetan terhadap temuan kasus DBD yang sempat menjangkit salah satu siswanya.
Meskipun pihaknya tidak bisa memastikan siswanya terkena di mana, namun sebagai langkah pencegahan pihaknya melakukan fogging secara menyeluruh.
“Fogging kami lakukan karena beberapa hari yang lalu ada salah satu siswa kami yang terkena DBD. Meskipun kami tidak tahu siswa tersebut terjangkitnya di mana, namun sebagai upaya pencegahan kami lakukan fogging di sekolah SMPN 1 Gabuswetan,” jelas Rohsidin.
Fogging masih menjadi andalan untuk memberantas penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue tetapi fogging hanya efektif untuk membunuh nyamuk dewasa aedes aegypty sebagai pembawa virus dengue yang berkembang biak.
“Pelaksanaan fogging atau pengasapan di wilayah sekolah SMPN 1 Gabuswetan ini adalah salah satu upaya untuk mengurangi penyakit DBD, di samping melalui kegiatan 3 M (Menguras tempat pembuangan air, Menutup tempat pembuangan air dan Mengubur barang bekas),” pungkasnya. (Tintus Heriyanto/Mediaseruni)