Mang Obing pun mengatakan, sekarang beras banyak di dolog (bulog). Bulog tidak sama dengan perusahaan. “Kalau perusahaan bebas menjual berasnya kemana saja. Tapi kalau jualnya ke pasar, permintaan dan berasnya berimbang, dan harga sudah pasti stabil,” tambah Mang Obing.
Lebih miris lagi, masih dituturkan pendagang beras keliling ini, tidak sedikit pengusaha beras Karawang mencari berasnya di Jawa.
“Mau cari kemana lagi, di Karawang gabahnya habis, kalau pun ada mahal harganya. Kan, otomatis ada biaya angkut ditambahkan ke harga beras. Kalau sudah sampai di pedagang, kan harganya naik lagi,” pungkas Mang Obing.
Mang Obing juga merasa heran. Gabah sekarang per kwintal begitu digiling jadi beras jumlah kiloannya menciut. “Normalnya per kwintal gabah jadi berasnya kisaran 60 kilogram, tapi sekarang per kwintal cuma dapat 52 kilogram,” terang Mang Obing.
Seperti diketahui, saat ini harga beras di pasaran variatif antara Rp 15.000 sampai Rp 16 ribu per kilogram. Bahkan di sejumlah daerah ada yang sampai Rp 18.000 hingga Rp 21.000 per kilogram. (Mds)