Haji Usman tertawa kecil. “Tuan hendak bertemu saya… Sekarang sudah bertemu. Apa yang tuan-tuan inginkan.”
Sutan Adang Alang serasa tak percaya. Orang didepannya sama sekali tak seperti Kalifah, yang identik berseragam putih. Tapi Haji Usman ini berseragam hitam, meski ada peci kupluk hitam menutup kepala. “Tuan benarkah Haji Usman?”
Haji Usman cuma mengangguk. “Apa yang tuan inginkan dari saya.” Sutan Adang Alang tersenyum tipis. “Tuan diundang pemerintah kompeni.”
“Saya cuma orang biasa. Buat apa kompeni mengundang saya.”
“Soal itu saya tidak tahu. Sebaiknya tuan ikuti saja, bertanyanya nanti saja.”
Haji Usman cuma keluarkan suara didada. Dia sadar Salim dan teman-temannya sudah siap tempur. Namun bukanlah tandingan dua sersan itu, terutama Sutan Adang Alang. Menimbang kesitu Haji Usman lantas mengerlingi Wak Ahmad, yang lantas mengerti dan meminta agar Salim menahan diri. Haji Usman sendiri lantas ikut bersama para serdadu itu. (Bersambung)