Mediaseruni.co.id – Prajurit Utama Pajajaran Wiratama Rawa Rawu terbelalak matanya begitu menyaksikan pemandangan didepan. Saat itu, Santri Utama Gunung Jati Kiai Mustofa memekik kecil setelah bagian lengannya disambar golok musuhnya.
Dihadapannya Abah Unjana bertahan mati-matian sekalipun tiga garis tebal mengangah di tiga tempat bagian tubuhnya. Santri Utama Gunung Jati yang lain, Kiai Imron bersama tujuh santri lainnya yang membantu pun belum cukup mengimbangi kekuatan Benggolan Hutan Diyeng.
Dahulu kekalahan Prabu Pandas Salas Brawijaya V terhadap Bhre Kertabumi mengakibatkan sebagian pasukannya melarikan diri ke hutan dan menjadi perampok atau benggolan. Termasuk pasukan Diyeng Jalu.
Tidak heran kalau kemudian santri-santri Gunung Jati yang mengawal rombongan petani ke Hutan Jati Wangi inipun, mengalami kesulitan menghadapi mereka yang notabene bekas prajurit-prajurit terlatih.
Ditambah lagi ada Diyeng Jalu yang sesungguhnya dialah pada masanya salah seorang Wiratama pilih tanding Majapahit. Diyeng Jalu masih dibantu dua anak buahnya yang tak rendah pula ilmunya.