Namun beda alasan dengan Mahisa Kicak. Murid berbakat Kanjeng Siti Jenar ini justru mendengki hebat. Bukankah Kediri itu penerus Kerajaan Mataram? Bukankah pasukan Kediri adalah prajurit mataram? Tetapi, ini, ada yang begitu lancang menyebut dirinya Laskar Mataram….
Hmm, jumlahnya pun tak lebih 33 orang sudah lancang menyebut diri Laskar Mataram. Betul-betul kurang ajar. Berani sekali mereka. Atau…
Buyar. Murid berbakat Kanjeng Siti Jenar baru akan melanjutkan sumpah serapanya ketika sekonyong-konyong dari arah timur terdengar suara takbir ramai sekali.
Beberapa terdengar suara takbir, dari balik rerimbunan berlompatan manusia – manusia berseragam putih. Dibelakang mereka tampak rombongan besar hampir mencapai separuhnya rombongan Raden Makdum.
Pada barisan depan tampak Santri Utama Gunung Jati, Kiai Mustopa bersama puluhan santri. Raden Syarifudin yang mengenai seragam santri Gunung Jati spontan berteriak. “Hai! Ternyata saudara-saudara kita dari Gunung Jati… Assalamualaikum Warahmatulahhi Wabarakatuh…”