Karawang, MEDIASERUNI – Tato Suku Dayak bukan sekadar hiasan tubuh, tetapi juga memiliki makna mendalam yang mencerminkan nilai-nilai budaya, religi dan sejarah bagi masyarakat suku dayak.

Setiap motif tato yang diukir pada tubuh mereka membawa arti yang berbeda-beda, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari identitas suku. Seni tato ini tidak hanya memperindah tubuh, tetapi juga menandai perjalanan spiritual, status sosial, dan penghormatan terhadap kemampuan individu.

Tato Sebagai Simbol Religius dan Spiritual
Bagi masyarakat Suku Dayak, tato memiliki makna religius yang penting. Tato dianggap sebagai obor atau penerang jalan menuju keabadian setelah proses kematian.

Keyakinan ini menunjukkan bahwa tato bukan hanya dekorasi fisik tetapi juga sarana spiritual yang membantu dalam perjalanan ke alam baka. Menurut kepercayaan mereka, tato berwarna hitam yang terdapat pada tubuh perlahan akan berubah menjadi warna emas seiring waktu.

Transformasi ini dianggap sebagai tanda pencapaian spiritual dan keberhasilan dalam perjalanannya. Tato juga berfungsi sebagai penanda status sosial dalam masyarakat Dayak.

Motif dan jumlah tato mencerminkan tinggi rendahnya status sosial seseorang. Semakin kompleks dan banyak tato yang dimiliki, semakin tinggi pula status sosial individu tersebut.

Tato menjadi bentuk penghormatan dari suku terhadap kemampuan individu, baik dalam hal keberanian, kekuatan, maupun ketrampilan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa tato bukan hanya simbol keindahan tetapi juga pengakuan atas prestasi dan kontribusi individu dalam komunitas.

Baca Juga:  Cerita Pak Ogah di Depan Stadion Singaperbangsa

Sejarah Panjang Tato Dayak
Seni tato dalam masyarakat Dayak, khususnya Suku Dayak Iban, diperkirakan sudah dikenal sejak tahun 1500 SM-500 SM. Tato ini dikenal sebagai seni ukir atau rajah pada tubuh, dan telah menjadi bagian dari budaya yang diwariskan secara turun-temurun.

Praktik ini mencerminkan warisan budaya yang kaya dan keterikatan yang kuat dengan tradisi leluhur. Setiap motif dan teknik yang digunakan memiliki sejarah panjang yang berakar dalam kehidupan dan kepercayaan masyarakat Dayak.

Proses dan Teknik Pembuatan Tato
Pembuatan tato dalam budaya Dayak adalah proses yang sarat makna dan penuh dengan ritual. Seni tato dikenal dengan nama “ukir”, dan penato (tukang tato) disebut “Pantang”.

Proses pembuatan tato dimulai dengan menggunakan sebuah kayu kecil sejenis “pelaik” yang dibelah pada bagian ujungnya. Ujung kayu tersebut digunakan untuk menjepit duri dari pohon tertentu sebelum mengenal jarum. Duri ini kemudian digunakan oleh Pantang sebagai penusuk kulit ari.

Pewarna tato berasal dari jelaga lampu yang berwarna hitam. Jelaga dikumpulkan dengan cara meletakkan lampu di tengah lubang yang atasnya diletakkan daun atau seng untuk menangkapnya. Setelah cukup banyak jelaga terkumpul, ia dicampur dengan air gula atau perasan tebu agar lebih pekat. Campuran ini kemudian digunakan sebagai tinta tato.

Baca Juga:  10 Sifat Ini Wajib Dimiliki Pemimpin, Kamu Memilikinya

Pantang mencelupkan jarum atau duri yang telah dijepit pada kayu ke dalam pewarna sebelum mulai menato. Jarum tersebut dipukul-pukul ke bidang kulit yang ditato, menghasilkan garis-garis dan motif yang diinginkan.

Untuk membuat garis, digunakan sebuah jarum tunggal, sedangkan untuk merajah tato pada bidang luas, setidaknya 12 jarum yang ujungnya dibatasi oleh benang digunakan. Teknik ini menunjukkan keahlian dan ketelitian dalam proses pembuatan tato tradisional Dayak.

Makna Mendalam Tato Dayak
Tato bagi Suku Dayak memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar hiasan fisik. Tato adalah bagian dari tradisi, religi, dan simbolisasi cara hidup suku Dayak.

Setiap motif dan proses pembuatan tato mencerminkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Dayak. Tato adalah penanda identitas yang menghubungkan individu dengan leluhur, kepercayaan, dan komunitas mereka.

Selain itu, tato juga menjadi bentuk ekspresi diri dan simbol kekuatan serta keberanian. Dalam proses pembuatannya yang melibatkan rasa sakit, tato juga menjadi bukti ketahanan dan keteguhan hati individu yang memilikinya. Tato adalah lambang dari perjalanan hidup, pencapaian, dan hubungan spiritual yang mendalam. (Rijki/Mds)