Dan, Raja Siluman ini pula guru dua ponggawa hebat Sisingamangaraja bernama Badar dan Peang, pimpinan gerombolan rampok Sungai Ular, yang diinsyafkan Haji Usman, kemudian memeluk agama Islam.
Saat itu, Mahisa langsung kembangkan senyum begitu berada diluar pondok. “Ahai, tuan datuk penasehat rupanya. Sungguh tak tahu diri aku membiarkan tamu terhormat berdiri diluar pondok.”
Usai berucap Mahisa mempersilahkan Raja Siluman masuk ke dalam pondok. Namun Raja Siluman menolak, dan malah perdengar suara didada. “Mahisa, kau tahu adat orang batak, tak pandailah aku berbasi-basi, kalau akhirnya pun akan berkelahi.”
Selesai ucapannya, Mahisa kembali merasakan hentakan keras dari kekuatan batin yang dilepas orang yang disebutnya Raja Siluman. “Hmm, Siluman Memukul Batin.., agaknya dia ingin melumpuhkanku tanpa berkelahi. Baiklah…”
Sambil menahan nyeri didada Mahisa tetap tersenyum, sambil kerahkan tenaga dalamnya ke parang setan ditangan. Sejak keluar pondok sebetulnya Mahisa sadar kalau sosok didepannya sudah mulai melancarkan serangan.