Pardjo sendiri menyingkir ke Banten, dan sisa pasukannya bergabung dengan pasukan Sangaji. Karena terus diburu kompeni, Parjo akhirnya menyeberang ke Lampung dan bertemu Ujang Udik disana.
Kalau kemudian di tanah batak inipun bertemu Sersan Bangkit, sungguh diluar dugaan. Tapi, untungnya Sersan Bangkit tak mengenal dirinya. Sehingga Pardjo bisa lebih leluasa melanjutkan perlawanan di tanah batak.
Kembali ke pertempuran, Sersan Bangkit ternyata tak cuma mahir menggunakan bedil tapi memiliki pula ilmu silat tidak rendah. Jurus-jurus silat Kumbang Kulon yang dimainkan Pardjo bukan ilmu silat biasa. Inilah salah satu ilmu silat yang disegani kala itu ditataran Sunda.
Sedang dua orang bersama Sersan Bangkit bernama Anam dan Sanim, nampaknya pun tidak bisa dianggap enteng. Merekalah pendekar-pendekar Melayu cukup disegani tadkala itu.
Terbukti, dua kali serangan mematikan Pardjo dapat dihindari dua orang itu, sembari lancarkan serangan-serangan balasan berbarengan serangan mematikan Sersan Bangkit dengan pedangnya.