Sesar besar ini melintasi berbagai kota penting seperti Jakarta, Subang, Cirebon, Semarang, Purwodadi (Grobogan), dan Surabaya. Dengan melewati wilayah yang begitu padat, Sesar Tampomas dapat dianggap sebagai sesar orde kedua dari sesar Baribis-Kendeng atau bahkan disebut sebagai sesar cabang.
Kedudukan lintasannya yang menyudut, hingga hampir tegak lurus, terhadap sesar Baribis-Kendeng membuat Sesar Tampomas memiliki peran yang signifikan.
Selain Sesar Tampomas, ada juga sesar Cileunyi-Tanjungsari di Sumedang yang diduga aktif. Sesar ini pada dasarnya merupakan perpanjangan dari Sesar Tampomas, membentang dari Sumedang sampai Cileunyi.
Kabupaten Sumedang, tempat gempa terjadi, memiliki batas dengan Kabupaten Indramayu di utara, Kabupaten Majalengka di timur, Kabupaten Garut di selatan, serta Kabupaten Subang, Bandung, dan Bandung Barat di barat.
Gempa Sumedang, berlokasi 2 km Timur Laut Kabupaten Sumedang dengan kedalaman 5 km, merupakan gempa darat yang dirasakan dengan intensitas MMI III-IV di Sumedang, III di Lembang, II-III di Subang, dan II-III di Bandung dan Garut.