MEDIASERUNI – Ketika akses jalan menuju rumah mereka ditutup oleh tetangga, sebuah keluarga di Jepara, Jawa Tengah, mengambil langkah berani dengan membangun jembatan pribadi bernilai ratusan juta rupiah. Kisah ini menjadi bukti nyata bahwa solusi kreatif bisa muncul dari situasi sulit.
Konflik Akses Jalan yang Memuncak
Keluarga Sunardi, yang tinggal di Kelurahan Demaan, Kabupaten Jepara, mendapati diri mereka dalam situasi genting setelah jalan utama menuju rumah mereka ditutup oleh tetangga, SP, pada Agustus 2024. Selama hampir tiga dekade, keluarga ini menggunakan jalan di tanah milik SP untuk keperluan sehari-hari tanpa kesepakatan resmi.
Namun, hubungan yang memburuk serta rencana SP untuk membangun tembok di tanahnya membuat akses tersebut tidak lagi tersedia. Tanpa pilihan lain, keluarga Sunardi harus menghadapi kenyataan bahwa mereka membutuhkan alternatif segera untuk tetap terhubung dengan dunia luar.
Jembatan Pribadi: Solusi Penuh Perjuangan
Menghadapi situasi tersebut, keluarga Sunardi memutuskan untuk membangun sebuah jembatan pribadi sepanjang 22 meter dengan lebar 1,5 meter, melintasi Sungai Kanal. Pembangunan dimulai pada akhir Agustus 2024 melalui kontraktor lokal dengan material utama berupa besi berkualitas tinggi.
Langkah besar ini dilakukan setelah keluarga mengurus izin resmi dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana, memastikan proyek tidak melanggar aturan dan memperhatikan aspek lingkungan.
Hingga kini, pengerjaan jembatan telah mencapai 90 persen, dengan penyelesaian lantai dan pagar menjadi tahap akhir yang direncanakan selesai dalam waktu dekat.
Gotong Royong Keluarga Jadi Kunci
Proyek ini menelan biaya mencapai Rp250 juta, yang sepenuhnya dibiayai secara mandiri oleh keluarga besar Sunardi. Berkat kebersamaan dan dukungan finansial dari anggota keluarga, mereka berhasil mewujudkan proyek besar ini tanpa hambatan berarti.
Keluarga Sunardi dikenal memiliki anggota yang mapan di berbagai bidang, seperti pengusaha bakso, pegawai di PLTU Jepara, hingga aparatur sipil negara (ASN). Kebersamaan mereka membuktikan bahwa kekuatan keluarga dapat menjadi solusi menghadapi tantangan hidup.
Mengapa Mereka Tetap Bertahan?
Meski ada opsi untuk pindah, keluarga Sunardi memilih untuk tetap tinggal di rumah mereka. Bagi mereka, rumah di bantaran Sungai Kanal ini memiliki nilai sejarah dan sentimental yang tidak tergantikan.
Orangtua mereka merasa nyaman di lingkungan tersebut, dan keluarga besar sepakat untuk menjaga kenangan serta akar sejarah yang telah terbentuk selama bertahun-tahun.
Kisah yang Viral di Media Sosial
Perjuangan keluarga Sunardi membangun jembatan menarik perhatian publik setelah informasi tersebut dibagikan oleh akun lokal @jepara***. Dukungan dan komentar beragam mengalir dari warganet, sebagian besar memuji langkah mandiri keluarga ini sebagai solusi elegan di tengah konflik.
Bripka Suyoko, Bhabinkamtibmas Kelurahan Demaan, mengungkapkan bahwa berbagai upaya mediasi telah dilakukan oleh pihak kepolisian. Meski begitu, kedua pihak tetap bertahan pada keputusan masing-masing, dengan keluarga Sunardi memilih untuk mandiri sepenuhnya.
Pesan Harmoni di Balik Konflik
Meski sempat memanas, baik keluarga Sunardi maupun SP sepakat untuk tidak memperpanjang konflik ini. Mereka memilih untuk fokus pada solusi yang saling menghormati hak masing-masing.
“Kedua belah pihak tidak ingin masalah ini menjadi lebih besar, meskipun telah menjadi perhatian publik,” ujar Bripka Suyoko.
Pelajaran Berharga dari Kisah Ini
Kisah keluarga Sunardi mengajarkan kita untuk tetap tegar menghadapi tantangan. Menghormati hak orang lain, mencari solusi kreatif, dan menjunjung tinggi nilai kebersamaan adalah kunci menyelesaikan konflik secara elegan.
Dengan tekad dan solidaritas, keluarga ini tidak hanya membangun jembatan fisik, tetapi juga menunjukkan kekuatan membangun harapan baru di tengah keterbatasan. (*)