MEDIASERUNI.ID – Kisah Piringan Dropa ini berasal dari pegunungan sunyi Bayan-Kara-Ula, di perbatasan Tibet dan Tiongkok, terdapat kisah yang tak tercatat dalam buku sejarah. Sebuah misteri yang mengendap di lorong waktu.

Piringan logam dropa, peninggalan yang diyakini berasal bukan dari dunia ini. Tahun 1938, ekspedisi arkeologis yang dipimpin Profesor Chi Pu Tei menemukan sebuah kompleks gua tersembunyi.

Di dalamnya, bukan hanya lukisan dinding yang menggambarkan sosok humanoid aneh dan objek seperti bintang jatuh, tapi juga kerangka mungil, makluk setinggi satu meter, dengan kepala besar dan tubuh yang terlalu kecil untuk ukuran manusia biasa.

Baca Juga:  Digugu dan Ditiru: Peran Guru dalam Membentuk Karakter dan Moral Generasi Muda

Namun penemuan paling mengejutkan adalah 716 piringan batu yang berserakan di lantai gua. Masing-masing berbentuk seperti cakram piringan hitam, berlubang di tengah, dan memiliki ukiran spiral yang tampak seperti tulisan tak dikenal. Dunia sains kala itu bungkam. Terlalu aneh untuk diterima. Terlalu sunyi untuk diceritakan.

Barulah dua dekade kemudian, nama Tsum Um Nui muncul. Seorang ilmuwan dari Akademi Pra-Sejarah Beijing yang dikabarkan berhasil mengurai misteri tulisan pada piringan itu. Hasil terjemahannya mengejutkan.

“Dropa datang dari langit. Kapal mereka jatuh di pegunungan. Mereka tak bisa kembali ke bintang asal mereka. Mereka tinggal disini. Damai mereka cari. Tapi manusia takut.”

Baca Juga:  Teman Imajiner Anak, Fenomena Normal Kreatifitas Kognitif dan Kemampuan Emosional

Cerita ini makin pelik ketika laporan resmi tentang piringan-piringan itu tiba-tiba menghilang. Nama Tsum Um Nui lenyap dari catatan ilmiah. Piringan Dropa tak pernah muncul di museum manapun. Yang tersisa hanya fragmen-fragmen cerita yang tersebar dari mulut ke mulut, artikel usang, dan teori yang tak terbukti.

Sebagian percaya, ini hanya legenda urban—hoaks yang terlahir dari imajinasi liar. Tapi sebagian lainnya bertanya, mengapa begitu banyak misteri kuno yang selalu berujung pada penghilangan bukti.

Sampai hari ini, piringan logam Dropa tetap menjadi teka-teki yang menggantung di antara kenyataan dan mitos. (*)