MEDIASERUNI – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dengan calon tunggal, di mana calon tersebut melawan kotak kosong, terjadi ketika hanya satu pasangan calon yang mendaftar dan memenuhi syarat.
Fenomena ini bukanlah hal baru di Indonesia dan sering muncul di daerah-daerah dengan dominasi politik tertentu. Berikut adalah ulasan singkat mengenai Pilkada dengan calon tunggal yang melawan kotak kosong.
Penyebab Terjadinya Kotak Kosong
Dominasi Politik Lokal: Partai-partai sering kali tidak memiliki calon kuat untuk menandingi pasangan calon tunggal.
Popularitas Calon Tunggal: Calon tunggal yang sangat populer membuat calon lain merasa tidak bisa bersaing.
Hambatan Politik dan Administratif: Calon independen atau dari partai kecil sering menghadapi kesulitan administratif atau tekanan politik yang menghambat mereka untuk maju.
Prosedur Pemilihan
Dalam Pilkada dengan calon tunggal, pemilih dihadapkan pada dua pilihan: memilih calon tunggal atau kotak kosong. Jika kotak kosong menang (mendapat lebih dari 50% suara sah), pemilihan ulang harus dilakukan dengan syarat adanya calon baru.