Meskipun berfungsi sebagai senjata, Piso Gaja Dompak tidak boleh dimiliki oleh sembarang orang. Hanya keturunan raja-raja yang berhak memiliki senjata ini.
Senjata ini dikultuskan dan tidak bisa dimiliki oleh orang di luar kerajaan. Masyarakat hanya diperbolehkan menggunakan senjata lain seperti Piso Karo, Piso Senelenggam, dan Piso Gading.
Meskipun belum ditemukan pasti kapan tepatnya senjata ini pertama kali dibuat, Piso Gaja Dompak berhubungan erat dengan kepemimpinan Raja Sisingamangaraja I.
Dalam mitosnya, Sisingamangaraja I dikultuskan sebagai titisan Batara Guru. Saat itu, Manghuntal dewasa mampu mengeluarkan Piso Gaja Dompak dari sarungnya, sehingga Manghutal pun didaulat sebagai raja.
Piso Gaja Dompak bukan hanya sekadar senjata fisik, tetapi juga memiliki nilai historis dan mistis yang kekuatan supranaturalnya mampu memberikan kebijaksanaan serta kharisma kepada pemegangnya. Pantangannya adalah tidak boleh marah atau dengki.
Keberadaan Piso Gaja Dimpak mengingatkan kita akan warisan budaya dan kepercayaan spiritual Suku Batak yang kaya dan unik. Senjata ini menjadi simbol kekuatan dan keturunan kerajaan yang tidak boleh diremehkan. (Azhari/Mediaseruni)