Mediaseruni.co.id – Putra Kanjeng Ampel, Raden Syarifudin, memang bukan seorang Senapati. Melihat keberingasan Senapati Sengkolo diapun nekat menghadang. Keris ditangan segera menyambar.
Tetapi dengan mudah dielakan Senapati Sengkolo dan langsung balas menyerang. Pedang pendek Senapati Sengkolo menyambar miring, namun tangan satunya memukul.
Raden Syarifudin yang dalam posisi mandah berhasil mengelakan sambaran pedang, namun ia tersentak kaget karena tak mengira Sengkolo bakal menjotos.
Disaat menangkis jotosan itu, secara tak terduga-duga Senapati Sengkolo lancarkan tendangan cepat. Dan, “Bukk!”
Raden Syarifudin terjajar mundur, bagian perutnya kena ditendang Senapati Sengkolo.
Namun cepat dia ngemposkan tenaga ke perut begitu Sengkolo menggebrak. Dengan kelihaian seekor belut, tubuh putra Kanjeng Ampel meliuk. Kuda-kuda setengah tegak sedikit ditarik lurus. Begitu berputar, keris langsung berkelabat. “Wuutt!”
Nyaris! Senapati Sengkolo memang berhasil mengelak, tetapi tetap merobek ujung jubah sang senapati. “Keparat! Anak Ampel ini ternyata lihai memainkan keris!” Suara Senapati Sengkolo dalam hati.