MEDIASERUNI.ID – Pernah nggak sih mikir kenapa banyak wanita ngelakuin hal-hal yang sebenernya mereka nggak suka? Ternyata ada banyak kebiasaan yang bikin mereka kesel sendiri, tapi tetap dijalani. Antara nggak enak, gengsi, atau karena tuntutan lingkungan.
Contohnya pakai high heels. Sakit? Iya. Nyaman? Nggak sama sekali. Tapi tetep dipakai demi terlihat anggun atau profesional. Padahal dalam hati pengen banget pakai sneakers aja.
Lanjut ke make-up. Banyak yang sebenernya lebih suka tampil polos, tapi karena takut dikira “nggak niat”, akhirnya dandan juga tiap hari. Kadang bukan karena mau, tapi karena “harus”.
Trus ada juga urusan mencukur bulu tubuh. Ribet, sakit, dan sering bikin iritasi. Tapi tetap dilakukan karena takut dianggap nggak rapi atau jorok.
Soal diet juga nggak kalah sengsara. Suka makanan manis tapi ditahan. Pingin makan banyak, tapi mikirin timbangan. Semua demi “standar cantik” versi dunia.
Yang paling sering terjadi, pura-pura bahagia. Lagi sedih? Senyum. Lagi marah? Bilangnya “nggak apa-apa kok”. Karena wanita sering diajarin buat keliatan kuat meskipun hati lagi remuk.
Dan kadang, mereka juga bertahan dalam hubungan yang nggak sehat. Bukan karena nggak sadar, tapi karena takut sendirian, takut nggak ada yang nerima lagi.
Intinya, banyak hal yang dilakukan wanita bukan karena mereka suka, tapi karena “terpaksa”. Dan di balik semua itu, ada sisi kuat yang patut kita hargai. Karena jadi wanita, ternyata rumit juga.
Nah, jadi tahu deh, dan mungkin sekarang saatnya kita mulai melihat lebih dalam dan lebih jujur. Mencintai wanita bukan sekadar memberi perhatian, tapi juga menghargai keputusannya untuk menjadi dirinya sendiri.
Termasuk saat ia memilih untuk berhenti dari kebiasaan yang tak lagi membuatnya bahagia. Memberi ruang bagi wanita untuk berkata jujur pada dirinya adalah bentuk cinta paling nyata, bukan dengan memaksanya terus tersenyum, tapi dengan mendukungnya saat ia memilih untuk jujur tentang lelahnya.(*)