MEDIASERUNI – Menggigit kuku atau dikenal dengan istilah medis onychophagia, merupakan kebiasaan yang sering dijumpai di masyarakat. Kebiasaan ini tidak hanya mengganggu penampilan, tetapi juga memiliki dampak yang lebih dalam, terutama berkaitan dengan aspek psikologis seseorang.

Menggigit kuku mungkin tampak sebagai kebiasaan kecil, namun dampaknya bisa meluas ke berbagai aspek kesehatan. Dengan memahami penyebabnya dan menerapkan cara-cara yang tepat, kebiasaan ini bisa dihentikan, membawa manfaat jangka panjang baik untuk fisik maupun mental.

Ada beberapa alasan mengapa seseorang memiliki kebiasaan menggigit kuku, dan banyak di antaranya terkait dengan kondisi emosional atau psikologis tertentu. Berikut adalah beberapa faktor utama yang memicu kebiasaan ini.

Kecemasan dan Stres
Menggigit kuku sering kali menjadi mekanisme penanganan saat seseorang merasa cemas atau stres. Situasi-situasi yang menimbulkan tekanan, seperti menghadapi ujian penting, wawancara kerja, atau konflik pribadi, sering kali menjadi pemicu munculnya kebiasaan ini. Menggigit kuku dapat memberi rasa lega sesaat, meskipun bersifat sementara dan tidak menyelesaikan akar masalah.

Baca Juga:  Tiga Jenis Burung Laut Ini Bersarang di Terumbu Karang, Nomor 1 Masuk Kategori Langka

Kebosanan
Selain kecemasan, kebosanan juga menjadi salah satu pemicu kebiasaan menggigit kuku. Saat tidak ada aktivitas yang dilakukan atau merasa jenuh, beberapa orang secara tidak sadar menggigit kuku untuk “mengisi waktu” dan mengalihkan perhatian mereka.

Perfeksionisme Penelitian menunjukkan bahwa individu yang memiliki kecenderungan perfeksionis lebih mungkin untuk menggigit kuku, terutama ketika mereka merasa frustrasi karena sesuatu tidak berjalan sesuai harapan.

Menggigit kuku dalam hal ini dapat menjadi ekspresi ketidakpuasan terhadap diri sendiri atau situasi tertentu. Masalah Psikologis Kebiasaan menggigit kuku juga bisa menjadi gejala dari kondisi psikologis yang lebih serius.

Beberapa gangguan seperti ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), OCD (Obsessive Compulsive Disorder), dan depresi sering dikaitkan dengan kebiasaan ini. Pada kasus yang lebih parah, menggigit kuku bisa menjadi bagian dari perilaku kompulsif yang sulit dikendalikan.

Baca Juga:  Menyesal Tahu Belakangan, Merokok Ternyata Jadi Penyebab Kulit Kusam dan Kisut

Dampak Buruk
Meskipun tampak sepele, menggigit kuku dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Berikut beberapa dampak negatif yang mungkin timbul.

Kerusakan pada Kuku: Menggigit kuku secara terus-menerus dapat merusak struktur kuku, menyebabkan pertumbuhan yang tidak normal, atau bahkan menghentikan pertumbuhannya sama sekali.

Infeksi: Kulit di sekitar kuku yang terluka karena sering digigit bisa menjadi pintu masuk bagi bakteri dan menyebabkan infeksi. Hal ini bisa memperparah kondisi kuku dan membuat area tersebut terasa nyeri.

Masalah Gigi: Kebiasaan menggigit kuku dapat memengaruhi kesehatan gigi, seperti menyebabkan gigi retak atau bahkan pergeseran posisi gigi akibat tekanan berulang dari gigitan. (*)