MEDIASERUNI.ID – Bullying atau perundungan tindakan agresif yang disengaja dan berulang untuk menyakiti, merendahkan, atau mengintimidasi seseorang. Tindakan ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari kekerasan fisik, verbal, hingga pelecehan digital yang sering kali sulit dilacak.

Pelaku bullying atau perundungan biasanya bertindak dengan tujuan mendominasi atau mendapatkan kendali atas korbannya. Korban bullying sering mengalami tekanan psikologis yang berat, bahkan dapat berkembang menjadi trauma jangka panjang.

Dampak bullying tidak hanya menyerang mental, tetapi juga memengaruhi kehidupan sosial, akademik, dan kesehatan korban.

Dampak Buruk Bullying: Dari Trauma Hingga Gangguan Mental

Korban bullying sering kali mengalami ketakutan berlebihan yang membuat mereka enggan bersosialisasi. Rasa percaya diri korban dapat hancur, menyebabkan mereka merasa tidak berharga dan kehilangan motivasi dalam hidup.

Baca Juga:  Herman Suryatman Buka WJRS 2024, 25 Riset Terpilih Eksplorasi Solusi untuk Jawa Barat

Gangguan kecemasan dan depresi adalah dampak umum yang sering dialami korban bullying dalam jangka panjang. Dalam beberapa kasus, korban bullying mengalami PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) yang mempengaruhi keseharian mereka.

Dampak bullying juga dapat menyebabkan gangguan tidur, perubahan pola makan, dan menurunnya kesehatan fisik korban.

Strategi Efektif untuk Menghadapi Bullying

Korban bullying harus berani berbicara dan mengungkapkan pengalaman mereka kepada orang yang dapat dipercaya.

Mencari dukungan dari keluarga, teman, atau tenaga profesional sangat penting untuk mengatasi dampak bullying.

Menetapkan batasan yang tegas dapat membuat pelaku menyadari bahwa tindakannya tidak dapat diterima.

Menghindari reaksi emosional yang diinginkan pelaku dapat mengurangi intensitas bullying yang terjadi.

Melatih keterampilan asertif dapat membantu korban menegaskan hak mereka tanpa harus bersikap agresif.

Baca Juga:  Dosa Tahu! Jangan Buang Sampah Sembarangan, Perhatikan 5 Hal Ini

Pencegahan Bullying: Langkah Proaktif yang Wajib Dilakukan

Edukasi mengenai bullying harus ditanamkan sejak dini agar anak-anak memahami dampak buruknya, baik bagi korban maupun pelaku.

Dengan pemahaman yang kuat, mereka dapat mengembangkan empati, menumbuhkan sikap saling menghormati, serta belajar untuk tidak terlibat dalam tindakan perundungan, baik secara fisik, verbal, maupun digital.

Pendidikan ini juga membantu anak-anak mengenali tanda-tanda bullying, baik saat mengalaminya maupun saat melihat orang lain menjadi korban, sehingga mereka dapat mengambil sikap yang tepat, seperti melaporkan kepada orang dewasa atau memberikan dukungan kepada korban.

Selain itu, edukasi sejak dini membentuk lingkungan yang lebih aman dan inklusif, di mana anak-anak merasa nyaman untuk berinteraksi tanpa takut dihina atau disakiti. (*)