Selain itu, PLN juga telah merancang pengembangan ‘smart grid’ guna mengatasi intermitensi pada pembangkit energi terbarukan, sehingga energi bersih yang dihasilkan dari pembangkit tersebut bisa masuk ke dalam sistem PLN secara stabil.
”Kami perlu membangun pembangkit listrik yang fleksibel. Kami perlu membangun smart grid, smart transmission, smart control center, dan smart distribution,” jelas Dsrmawan lagi.
Tanpa smart grid, lanjut Dsrmawan, PLN hanya bisa menambah 5 GW. Tetapi dengan smart grid, Apln bisa menambah pembangkit angin dan surya hingga 42 GW, sehingga bisa menyeimbangkan antara suplai listrik dan permintaan.
Darmawan juga menekankan, berbagai inisiatif tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu, pihaknya terus menggalang kolaborasi guna menyukseskan transisi energi dalam mewujudkan swasembada energi berkelanjutan di tanah air.
”Indonesia, bersama dengan negara-negara lain, harus bekerja sama dalam merumuskan strategi, inovasi teknologi, dan investasi untuk mencapai tujuan bersama. Kolaborasi, baik antara investor domestik, regional, maupun internasional, menjadi kunci untuk mencapai target besar ini,” pungkas Darmawan. (rls)