Sais gerobak bernama Karmin memang sehabis dari Kampung Andolina. Sudah menjadi rutinitasnya ke kampung itu untuk mengantar sayuran dan bahan kebutuhan pokok kuli-kuli kebun.
Pemerintah kompeni awalnya memang menyediakan dapur umum. Namun dapur umum itu sudah ditiadakan, sehingga untuk bertahan hidup dan tetap kuat mereka pun terpaksa membeli sendiri kebutuhan pokok dari upah kecil yang mereka dapatkan setiap bulan.
Kuli kebun kompeni ketika itu hampir keseluruhannya pendatang. Mereka didatangkan kompeni dari berbagai pulau di nusantara, terutama dari Pulau Jawa. Mereka ini bekerja di kebun-kebun kompeni belanda dengan status kontrak.
Tidak hanya penduduk biasa yang memang ditempat asalnya petani, tetapi juga pejuang yang mereka tangkap juga dipekerjakan sebagai kuli kebun. Tentu saja dengan pengawasan ketat.
Kompeni memang sangat licik. Mereka justru mempekerjakan penjahat sebagai pegawai – pegawai bayaran dengan upah besar. Penjahat-penjahat inilah yang dibayar kompeni untuk menangkapi pejuang-pejuang yang menentang kompeni belanda.