Lantas siapa manusia berselubung sarung kelabu itu? Di dunia ini, satu-satunya yang bisa menjawab tentulah Kiai Merapi, manusia dipercaturan persilatan juga dijuluki Pertapa Tua. Dan, sebetulnya yang mereka saksikan itu adalah ajian Tali Darah.
Seperti juga ajian pamungkas Pukulan Bayu milik Sangaji, yang mengeluarkan cahaya berwarna perak sebatas sikut, ajian Nogo Geni pun mengeluarkan cahaya biru sebatas sikut. Maka Tali Darah inipun tak jauh beda Tali Angin. Hanya saja lebih ganas, karena yang terkena ajian ini bukan saja mengalami lumpuh tetapi juga hilang ingatan alias gila.
Sesaat itu Nenek Gagak Merah sudah kembali totol-totolkan tongkat ke tanah. “Hmm, yakin aku… Tentulah ada pesan rahasia Raden Barsil Wuning yang dibawanya. Pada dewasa ini, siapakah yang sanggup mengemban tugas penting itu kecuali Panglima Mahisa….”
Berpikir begitu, Nenek Gagak Merah lantas peedengarkan cekikikan panjang. “Yaa, ya, Mahisa… Hmm, Mahisa…” Usai berucap Nenek Gagak Merah lantas menggembor. Hanya sekejap gemborannya, tubuhnya melesat dan lenyap diantara rerimbunan dan gelapnya hutan. (Bersambung)