PLN juga sudah memastikan kecukupan energi primer untuk pembangkit-pembangkit kami dalam status sangat aman, tandas Darmawan.
Baik itu pembangkit batu bara, gas, maupun diesel sampai ke daerah-daerah terisolir dan 3T. “Kami pastikan seluruh pembangkit memiliki rata-rata hari operasi (HOP) di atas 23 hari,” pungkas Darmawan.
Selanjutnya, PLN juga telah membentuk tim khusus atau ‘special force’ siaga Nataru dengan menerjunkan sebanyak 81.591 personel yang bersiaga di 1.853 posko seluruh Indonesia.
Personel siaga tersebut dibekali peralatan lengkap, yakni 1.731 unit genset, 735 unit Uninterruptible Power Supply (UPS), 1.206 Unit Gardu Bergerak (UGB).
Guna mendukung mobilitas, personel siaga juga dibekali dengan peralatan lengkap termasuk kendaraan truck crane sebanyak 395 unit, kendaraan motor sebanyak 3.318 unit, dan mobil 3.756 unit.
“Kami juga melakukan antisipasi terhadap cuaca ekstrem. Kami melakukan digitalisasi terhadap pembangkit, digitalisasi terhadap ‘smart transmission’, $smart distribution’, sehingga peralatan kami betul-betul siap dan kami bisa merespons dengan cepat,” papar Darmawan.