MEDIASERUNI – Nasi tumpeng bukan sekedar hanya hidangan yang menjadi warisan budaya yang harus dilestarikan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menjaga nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Nasi tumpeng juga simbol identitas dan kebudayaan bangsa Indonesia. Melalui nasi tumpeng, nilai-nilai keikhlasan, kebesaran jiwa, dan kekaguman atas kebesaran Tuhan ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, nasi tumpeng yang umum dikemas dari beras kuning, beras yang sebelumnya direndam dibersihkan dengan air yang dicampur kunyit, juga mengajarkan pentingnya menjaga hubungan harmonis antara manusia, alam dan Tuhan.
Dalam konteks kebangsaan, nasi tumpeng menjadi simbol persatuan dan kesatuan. Hidangan ini mengingatkan kita akan pentingnya bekerja sama dan saling membantu dalam mencapai tujuan bangsa.
Filosofi Nasi Tumpeng
Nasi tumpeng adalah salah satu hidangan tradisional Indonesia yang memiliki makna filosofis mendalam. Hidangan ini biasanya disajikan dalam berbagai acara perayaan dan syukuran, seperti ulang tahun, pernikahan, dan peringatan hari kemerdekaan.
Bentuk nasi tumpeng yang mengerucut serta aneka lauk-pauk yang mengelilinginya bukan hanya sekadar estetika, tetapi juga menyimpan nilai-nilai luhur yang mencerminkan budaya dan kepercayaan masyarakat Indonesia.
Nasi tumpeng berasal dari tradisi masyarakat Jawa yang dipengaruhi oleh kepercayaan Hindu dan Buddha. Ketika Islam masuk ke Indonesia, makna nasi tumpeng bergeser menjadi simbol rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Bentuk kerucut nasi tumpeng melambangkan Gunung Mahameru, yang dalam kepercayaan Hindu dianggap sebagai tempat tinggal para dewa.
Bentuk kerucut tersebut melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan. Kerucut yang menjulang tinggi menggambarkan keagungan Tuhan dan harapan agar hidup manusia semakin sejahtera.
Sedangkan beraneka macam lauk pauk yang mengelilingi nasi tumpeng melambangkan hubungan manusia dengan sesamanya dan alam sekitar yang harmonis dan saling hormat menghormati dalam semua aspek kehidupan.
Setiap jenis lauk memiliki makna tersendiri, seperti ikan asin yang melambangkan gotong royong, telur rebus yang berarti kebulatan tekad, dan daging ayam yang menjadi simbol kepatuhan kepada Tuhan.
Nasi tumpeng biasanya berwarna putih atau kuning. Nasi putih melambangkan kesucian, sedangkan nasi kuning melambangkan kekayaan dan moral yang luhur.
Toleransi dan Kebersamaan juga mengilhami filosofi nasi tumpeng yang umumnya berwarna kuning berbentuk kerucut yang mencerminkan nilai-nilai toleransi dan kebersamaan.
Dalam tradisi Jawa, nasi tumpeng sering disajikan dalam acara yang melibatkan banyak orang, menunjukkan pentingnya kebersamaan dan gotong royong dalam kehidupan masyarakat. (Ari)