Bentuk nasi tumpeng yang mengerucut serta aneka lauk-pauk yang mengelilinginya bukan hanya sekadar estetika, tetapi juga menyimpan nilai-nilai luhur yang mencerminkan budaya dan kepercayaan masyarakat Indonesia.
Nasi tumpeng berasal dari tradisi masyarakat Jawa yang dipengaruhi oleh kepercayaan Hindu dan Buddha. Ketika Islam masuk ke Indonesia, makna nasi tumpeng bergeser menjadi simbol rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Bentuk kerucut nasi tumpeng melambangkan Gunung Mahameru, yang dalam kepercayaan Hindu dianggap sebagai tempat tinggal para dewa.
Bentuk kerucut tersebut melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan. Kerucut yang menjulang tinggi menggambarkan keagungan Tuhan dan harapan agar hidup manusia semakin sejahtera.
Sedangkan beraneka macam lauk pauk yang mengelilingi nasi tumpeng melambangkan hubungan manusia dengan sesamanya dan alam sekitar yang harmonis dan saling hormat menghormati dalam semua aspek kehidupan.
Setiap jenis lauk memiliki makna tersendiri, seperti ikan asin yang melambangkan gotong royong, telur rebus yang berarti kebulatan tekad, dan daging ayam yang menjadi simbol kepatuhan kepada Tuhan.