MEDIASERUNI.ID – Media sosial dihebohkan dengan video yang menunjukkan sejumlah delegasi meninggalkan ruangan saat Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan pidatonya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-11 Developing Eight (D-8). Peristiwa ini terjadi di Kairo, Mesir, pada Kamis, 19 Desember 2024. Video tersebut menjadi viral di platform X, memancing perdebatan dan perhatian publik.

Salah satu unggahan dari akun X @Jumianto_RK bahkan mendapatkan lebih dari 29,4 ribu likes, 5.700 retweets, dan 750 komentar hingga Senin, 23 Desember 2024. Dalam video itu, terlihat beberapa delegasi, termasuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, tampak berjalan keluar dari ruangan di tengah pidato Prabowo. Momen ini memicu berbagai spekulasi di kalangan warganet.

Menanggapi viralnya video tersebut, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memberikan klarifikasi. Juru Bicara Kemlu RI, Rolliansyah Soemirat, menjelaskan bahwa keluar masuk ruangan selama pertemuan adalah hal yang biasa terjadi dalam konferensi internasional, termasuk di forum seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Sifat keluar masuk ruangan meeting adalah hal yang lumrah untuk meeting internasional. Para delegasi biasanya memiliki jadwal padat dengan pertemuan bilateral yang berlangsung paralel di lokasi lain,” kata Rolliansyah melalui pernyataan resmi pada Minggu, 22 Desember 2024.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa keputusan kapan seorang ketua delegasi tetap berada di ruang sidang atau meninggalkannya sepenuhnya menjadi hak masing-masing delegasi. Hal ini mencerminkan fleksibilitas dalam jadwal diplomatik yang sering kali sangat sibuk.

Rolliansyah memastikan bahwa hubungan antara Presiden Prabowo dan Presiden Erdogan tetap terjaga dengan baik. Ia menegaskan bahwa kedua pemimpin telah melakukan pertemuan singkat yang berlangsung dalam suasana bersahabat sebelum dan sesudah konferensi. Bahkan, keduanya terlihat duduk berdekatan saat acara makan siang yang diadakan setelah sesi pleno.

Baca Juga:  Prabowo Umumkan Gibran jadi Bacawapres Pendamping Dirinya

Dalam forum tersebut, Presiden Prabowo juga berkesempatan membahas berbagai isu penting, termasuk situasi di Palestina dan Lebanon, dalam sesi pleno bertema Investing in Youth and Supporting SME’s: Shaping Tomorrow’s Economy. Hal ini menunjukkan fokus Prabowo pada isu-isu strategis yang relevan bagi negara-negara anggota D-8.

Unggahan video viral ini menuai berbagai respons dari pengguna media sosial. Beberapa warganet menganggap tindakan walk out sebagai bentuk ketidaksetujuan terhadap isi pidato, sementara yang lain berpendapat bahwa kejadian ini terlalu dibesar-besarkan. Diskusi yang berkembang di media sosial menunjukkan betapa mudahnya interpretasi publik terbentuk berdasarkan potongan video tanpa konteks lengkap.

Namun, dengan penjelasan resmi dari Kemlu RI, diharapkan publik dapat memahami bahwa peristiwa semacam ini bukanlah hal luar biasa dalam konteks diplomasi internasional.

KTT D-8 merupakan forum penting yang mempertemukan delapan negara berkembang, yakni Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan, dan Turki. Forum ini berfokus pada kerja sama di bidang ekonomi, termasuk investasi, perdagangan, dan pengembangan usaha kecil menengah (UKM). Kehadiran Presiden Prabowo di KTT ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara anggota lainnya.

Dalam sesi pleno yang dihadiri Prabowo, topik utama adalah investasi pada generasi muda dan dukungan terhadap UKM. Isu ini relevan dengan tantangan global saat ini, terutama dalam membangun ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Selain itu, diskusi mengenai Palestina dan Lebanon juga menunjukkan perhatian Indonesia terhadap isu-isu kemanusiaan di kawasan Timur Tengah.

Baca Juga:  Kelompok Tani P3-TGAI Ciarinem Laksanakan Program P3-TGAI, Solusi Cerdas Ketahanan Pangan dan Ekonomi di Garut

Kejadian viral ini menunjukkan pentingnya transparansi dan komunikasi yang efektif dari pemerintah dalam menghadapi mispersepsi publik. Dengan memberikan penjelasan yang jelas, Kemlu RI berhasil meredam spekulasi negatif yang dapat merugikan citra Indonesia di forum internasional.

Sebagai pemimpin negara, Presiden Prabowo menunjukkan profesionalisme dengan tetap fokus pada agenda utama konferensi meskipun terjadi dinamika di dalam forum. Hal ini menjadi bukti bahwa diplomasi tidak hanya tentang pidato, tetapi juga tentang membangun hubungan yang kuat dengan pemimpin negara lain melalui berbagai momen formal dan informal.

Peristiwa viral terkait delegasi KTT D-8 yang disebut walk out saat Presiden Prabowo berpidato seharusnya dilihat dalam konteks yang lebih luas. Kejadian ini mencerminkan dinamika biasa dalam forum internasional dan bukan sesuatu yang perlu dibesar-besarkan. Penjelasan dari Kemlu RI menunjukkan bahwa hubungan antarnegara tetap terjaga dengan baik, dan fokus utama konferensi adalah pada isu-isu strategis yang bermanfaat bagi seluruh negara anggota.

Sebagai masyarakat, penting untuk menyaring informasi dengan bijak dan memahami bahwa diplomasi internasional sering kali melibatkan banyak elemen yang tidak selalu terlihat dalam potongan video singkat. Dengan demikian, kita dapat mendukung langkah-langkah pemerintah dalam membangun kerja sama yang lebih kuat di kancah global. (mds)