“Kopi ekselsa ini punya karakteristik rasa yang dominan manis seperti sugarcane (tebu) kalau saya bilang, dan ekselsa ini bisa mensupport kopi lainnya. Saya coba di kompetisi tersebut,” jelas Ryan.
Saat kompetisi, Ryan mencoba menggabungkan kopi ekselsa dengan kopi dari Panama dan Kolombia.
“Saya coba gabungkan tiga kopi berbeda dan menyampaikan pesan spirit negara yakni Bhineka Tunggal Ika. Tiga kopi itu disatukan dengan experience yang berbeda,” ucapnya.
Merespons tawaran Penjabat Gubernur, Ryan siap berkolaborasi dalam upaya memperkenalkan kopi ekselsa kepada khalayak secara lebih luas lagi.
“Harapannya tentu apa yang saya capai kemarin di Chicago bisa memberikan dampak yang positif tidak hanya saya sendiri tapi juga untuk teman – teman semua di Jabar,” katanya.
Ada Juga di Cililin dan Kuningan
Pengolah kopi ekselsa Rey menjelaskan, kopi ekselsa bisa diklasifikasikan sebagai jenis liberoid atau liberika.
“Jenis kopi ekselsa di Jabar itu peninggalan dari Belanda, jadi pohonya tinggi besar, dengan karakter berbeda dari arabika dan robusta yang hanya bertahan 15 tahun lalu ditanam ulang,” kata Rey.