Gerombolan-gerombolan rampok itu rata-rata tinggi ilmunya. Terutama yang namanya Begal Sungai Ular, bukan saja sadis tapi tubuhnyapun kebal senjata tajam. Ditambah lagi, menurut telik sandi, hampir semua anggotanya merupakan bekas prajurit-prajurit perkasa Sisingamangaraja XII, yang masih mendendam kepada kompeni.
Terhadap Haji Usman, kiai muda pendatang dari Jawa itu, Sultan pun bukan tak mengetahui. Dia kagum terhadap keberanian kiai muda itu, yang terang-terangan menyebut kompeni belanda perampok. Merampok tanah, merampok martabat, dan merampok tenaga rakyat.
Secara diam-diam, sultan pun menebar telik-telik sandinya yang hebat, dan mereka pendekar-pendekar pilih tanding Melayu. Dari mereka Sultan pun tahu pertemuan akbar kalifah dan Hamparan Perak, yang diam-diam mulai mendukung kiai muda dari Jawa itu.
Secara pribadi sultan pun tak meragukan kehebatan kiai muda itu. Terlebih Hamdan, diantara telik sandinya pun melaporkan kehebatan kiai itu, seorang diri memporak-porandakan tangsi kompeni belanda di Aceh. Semoga yang terjadi di Aceh terjadi juga di Deli. Demikian harapan Sultan Deli.