Demang Rontowolo semakin kesal, namun berusaha dia menyembunyikan. “Kami bukan prajurit Majapahit!”
“Kalau prajurit lalu siapa? Benggol-benggol berseragam prajurit?!”
Demang Rontowolo pun tak dapat menahan geramnya. “Setan! Makin lama mulutmu semakin tajam. Biarlah kusumpal sekalian!”
Demang Rontowolo menerjang. Tetapi Senapati Kuda Rumpin sudah siaga. Demang Rontowolo tak menyangka Kuda Rumpin akan menangkis lantas berputar kesamping, pedang di tangan langsung membabat.
Kosong. Senapati Kuda Rumpin sudah meletik keatas, tahu-tahu pedang sejak tadi dipinggang sudah ditangan dan langsung membacok.
Ternyata tidak. Barusan tadi memang terlihat seperti membacok, namun sebenarnya membabat. “Wuut!” Dan “Crass!”
Demang Rontowolo langsung memekik, disusul gerakannya melompat mundur. Pada saat itu seseorang terlihat melesat dan langsung pegangi tubuh Rontowolo. “Ki Demang! Kau terluka!”
Demang Rontowolo cuma memaki pendek. “Bangsat-bangsat ini ternyata prajurit-prajurit pilihan. Dan, keparat satu ini Senapati…”