Bandung, MEDIASERUNI – Lima bulan terakhir (Januari – Mei 2024) pasca bencana Jabar, terdapat 94 kejadian banjir yang melanda 25 kota dan kabupaten di Jawa Barat. Meskipun demikian, Kabupaten Pangandaran dan Kota Banjar berhasil terhindar dari bencana ini.

Kadiskominfo Jabar Ika Mardiah menyampaikan itu, saat acara Statistika Webinar Series #3 Tahun 2024 dengan tema ‘Mengenal Lebih Dekat Mitigasi Bancana di Jawa Barat’ di Kota Bandung, Kamis 2 Mei 2024. Hal itu berdasarkan data Bidang Statistik, sejak Januari-Mei 2024.

“Kabupaten/kota dengan kejadian banjir terbanyak adalah Kabupaten Bandung dengan 10 kejadian, Kabupaten Bogor 9 kejadian, Kabupaten Sukabumi 8 kejadian, Kota Sukabumi 7 kejadian, lalu Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Majalengka 5 kejadian,” ucap Ika.

Total, 21 kabupaten/kota di Jawa Barat dilaporkan mengalami kerusakan struktural. Banjir ini tidak hanya menyebabkan kerusakan pada infrastruktur publik seperti jalan, jembatan, dan sistem drainase, tetapi juga merusak tanaman, perabot luar ruangan, dan kendaraan yang terendam.

Baca Juga:  Kontingen Jabar Jumbara PMR IX Tingkat Nasional 2023 Dilepas Sekda Setiawan

Cuaca ekstrem juga menghantam Jawa Barat. Sebanyak 202 peristiwa tercatat sejak awal tahun hingga 1 Mei, mengenai 23 kabupaten/kota. Kabupaten Bogor jadi yang paling sering terkena dampak dengan 69 kejadian, diikuti Kabupaten Sukabumi 21 kejadian dan Kota Bogor 20 kejadian.

Meskipun demikian, Kabupaten Cianjur merupakan salah satu wilayah yang mengalami cuaca ekstrem tanpa mengalami kerusakan struktural. Kerusakan akibat cuaca ekstrem juga signifikan. Hampir seribu rumah rusak ringan, ratusan rumah rusak sedang, dan lebih dari 350 rumah rusak berat dilaporkan.

Selain itu, lebih dari enam ribu jiwa terdampak, dengan lima jiwa dinyatakan meninggal dunia. Sarana pendidikan dan fasilitas umum juga terdampak, menunjukkan dampak yang luas dari cuaca ekstrem di wilayah ini.

Baca Juga:  Jelang Nataru, PLN Pastikan Kesiapan Infrastruktur dan Layanan Kelistrikan Andal

Penyebab banjir dan cuaca ekstrem bisa berasal dari faktor alam seperti curah hujan yang tinggi, atau faktor manusia seperti pembangunan perkotaan yang tidak terencana dan infrastruktur yang buruk. Faktor iklim global seperti El Nino dan La Nina juga berperan dalam menentukan cuaca ekstrem di wilayah ini.

Pihak berwenang, seperti Kepala BMKG Jabar dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, mengingatkan akan pentingnya pengelolaan air limbah yang baik, terutama saat terjadi banjir akibat hujan deras.

Sementara itu, BPBD Jabar memperingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan bencana hidrometeorologis di masa mendatang. (Mds/*)