Mediaseruni.co.id – Tidak ada yang menyangsikan peranan negara, lebih spesifik politik dalam sejarah peradaban manusia termasuk dalam hal yang berkaitan dengan eksistensi agama.
Namun pada saat yang sama hubungan keduanya, khususnya negara dengan agama kadang berseberangan bahkan seringkali menimbulkan hubungan yang tidak seimbang.
Sejarah telah mempertontonkan peranan negara terhadap agama cenderung semena-mena. Letaknya adalah pada sikap oleh pelaku negara terhadap penganut agama khususnya tokoh-tokoh atau alim-ulama’. Mungkin kadung menjabat, maka para politikus merasa diri memiliki kuasa sehingga memberi ruang mereka untuk bertindak berdasar keinginan pribadinya.
Dari berbagai ragam agama mengalami hubungan kurang harmoni dengan negara. Di awal sejarah kehidupan manusia dikatakan bahwa rohaniawan sekaligus pemikir/filsuf harus meregang nyawa demi mempertahankan kebenaran yang bertentangan dengan kekuasaan pada saat itu.
Jika pada abad klasik terdapat kisah Socrates sebagai pejuang, abad pertengahan agamawan dari kalangan ilmuwan juga mengalami hal yang tidak jauh berbeda, yaitu harus menerima keputusan penguasa, yaitu pihak gereja untuk eksekusi. Lantaran pandangannya, Galileo Galilei misalnya, berbeda dengan otoritas agama dan negara kala itu dia pun harus mengalami hukuman bakar diri hingga mati.