Kisah-kisah lama menyebutkan bahwa energi negatif atau kekuatan gaib lebih kuat pada hari tersebut, mampu membawa kesialan, masalah, bahkan perceraian bagi pasangan yang menikah pada hari itu.
Larangan menikah pada hari Selasa Kliwon bukanlah sekadar kebiasaan sehari-hari. Bagi masyarakat Jawa, ini adalah bagian dari warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Meskipun tidak semua orang mempercayainya, larangan ini dihormati dan dipertahankan sebagai bagian tak terpisahkan dari tradisi dan identitas budaya. Sekaligus kekayaan spiritual masyarakat Jawa yang tetap terjada hingga sekarang.
Menghormati larangan ini bukan hanya tentang mengikuti aturan, tetapi juga tentang menghargai kepercayaan nenek moyang serta menjaga keseimbangan alam dan keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari.
Meskipun larangan ini masih dijunjung tinggi, pergeseran budaya dan modernisasi juga memberikan dampak. Sehingga semakin banyak pasangan yang memilih untuk mengabaikan larangan ini dan melangsungkan pernikahan pada hari Selasa Kliwon.