MEDIASERUNITruffle merupakan sejenis jamur, namun keunikannya dibandingkan jamur lainnya terletak pada habitat dan cara tumbuhnya yang istimewa. Jamur ini tumbuh di bawah permukaan tanah, menyatu dengan akar pohon tertentu, menjadikannya bagian dari spora yang bisa dimakan dalam keluarga Tuberaceae, yang termasuk dalam kelompok fungi.

Mengapa Truffle Begitu Mahal?
Salah satu faktor utama yang membuat truffle memiliki harga tinggi adalah karena kesulitannya untuk diperoleh. Truffle tidak dapat ditanam di kebun atau ladang biasa, melainkan hanya tumbuh dalam kondisi lingkungan tertentu di hutan liar.

Proses budidayanya pun sangat rumit dan membutuhkan lingkungan yang spesifik—musim dingin yang sejuk, musim semi lembap, serta musim panas yang hangat dengan curah hujan yang memadai. Bahkan, waktu panen truffle memerlukan kesabaran, karena jamur ini butuh sekitar enam hingga tujuh tahun untuk siap dipanen.

Baca Juga:  Taman I Love Karawang, Tempat Selfie Asyik di Pusat Kota Karawang

Karena truffle tumbuh di bawah tanah, menemukannya menjadi tantangan tersendiri bagi manusia. Untuk itu, pemburu truffle biasanya melatih anjing-anjing khusus yang mampu mendeteksi aroma truffle. Perburuan sering dilakukan di malam hari ketika suhu lebih sejuk, agar aroma truffle lebih mudah tercium, menambah kesulitan dalam pencarian.

Salah satu truffle yang paling dicari adalah truffle hitam, dengan aroma kompleks yang menggabungkan wangi cokelat, musk, tanah, kayu, dan kacang. Truffle ini memiliki lebih dari 300 senyawa rasa, membuatnya sangat sulit untuk ditiru secara sintetis. Varietas yang paling populer, Tuber melanosporum atau dikenal sebagai truffle Périgord, umumnya ditemukan pada musim dingin.

Baca Juga:  Golok Lubuk Karawang Salah Satu Golok Terbaik di Nusantara, Simak Alasannya

Di samping proses pencarian yang rumit dan lama, harga truffle juga dipengaruhi oleh musim panennya yang singkat. Dengan periode panen terbatas dan permintaan yang tinggi, harga truffle hitam dapat mencapai lebih dari Rp 1,6 juta per ons. (*)

Sumber: Baca artikel lengkapnya di Kompas.com