Karawang, MEDIASERUNI – Tanggal 27 November 2024, momentum bersejarah bagi masyarakat Karawang, khususnya. Tanggal itu merupakan titik kulminasi, menentukan nasib Karawang lima tahun ke depan.
Pada saat ini, kita berharap akan ada perubahan yang membawa Karawang menuju lebih baik lagi. Baik di sektor pendidikan, kesehatan maupun infrastruktur yang sangat didamba-dambakan.
Dan tentunya, persoalan paling krusial adalah penyediaan lapangan pekerjaan yang memadai bagi anak-anak muda Karawang, selama ini masih merasa menjadi penonton ditengah hiruk pikuknya gemuruh mesin mesin industri.
Namun, tentu saja, harapan yang didamba-dambakan itu takan terealisasi dengan pemimpin yang tak memiliki kemampuan di bidang-bidang itu.
Persoalan-persoalan krusial ini saat ini jadi menu potensial dua paslon yang head to head di Karawang, yang menjanjikan mampu memberikan perubahan menjadi lebih baik untuk Karawang.
Tapi sayangnya, masyarakat sekarang semakin cerdas dan kritis, sehingga janji-janji kosong tidak lagi mempan. Mereka kini lebih fokus pada kualitas dan kemampuan pemimpin dalam menyelesaikan masalah nyata yang dihadapi.
Terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, dan tentunya pengangguran, empat sektor krusial yang menjadi pertimbangan utama dalam memilih calon bupati dan wakil bupatinya mendatang.
Empat persoalan krusial itu, jadi bagian visi misi Paslon Nomor Urut 2. Lewat kolaborasi Aep Syaepuloh – Maslani, harapan besar perubahan Karawang menjadi lebih baik dapat diwujudkan lewat visi misi ‘Mendorong Sarana Prasarana Pelayanan Dasar yang Inklusif’.
Pembangunan sarana prasarana pelayanan dasar yang inklusif merupakan harapan besar masyarakat. Hal ini mencakup upaya untuk memastikan bahwa fasilitas penting, seperti pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik, dan infrastruktur, dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi.
Konsep inklusif menekankan bahwa pembangunan harus melibatkan semua kelompok, termasuk mereka yang rentan atau terpinggirkan, seperti kaum disabilitas, kelompok miskin, dan minoritas.
Di Kabupaten Karawang, berbagai masalah di sektor pendidikan, kesehatan, air bersih, dan transportasi masih menjadi tantangan besar. Dalam hal pendidikan, keterbatasan akses di daerah pedesaan membuat banyak anak harus menempuh jarak jauh untuk bersekolah.
Kekurangan fasilitas pendidikan, seperti laboratorium, perpustakaan, dan teknologi, semakin memperparah situasi. Masalah lain yang menonjol adalah tingginya tingkat drop-out, terutama di kalangan anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah.
Selain itu, kualitas pendidikan yang bervariasi, dengan beberapa sekolah kekurangan tenaga pendidik yang memadai, juga menjadi sorotan.
Di sektor kesehatan, fasilitas medis yang masih terbatas di beberapa wilayah memaksa masyarakat harus bepergian jauh ke pusat kota untuk mendapatkan layanan yang layak.
Selain itu, kurangnya tenaga medis dan dokter spesialis di daerah terpencil memperburuk akses terhadap perawatan kesehatan.
Tantangan lain yang dihadapi adalah rendahnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan, yang menyebabkan pola hidup sehat belum menjadi prioritas.
Selain pendidikan dan kesehatan, akses terhadap air bersih menjadi isu serius di Karawang. Kualitas air di beberapa desa tercemar oleh limbah industri, dan pada musim kemarau, akses terhadap air bersih semakin terbatas.
Infrastruktur pengolahan air bersih yang kurang memadai menyebabkan distribusi air bersih tidak merata, dan pemanfaatan sumur bor secara berlebihan menurunkan kualitas air tanah.
Semua masalah ini menunjukkan betapa banyak tantangan yang masih harus diatasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Karawang.
Persoalan-persoalan krusial di Karawang ini menjadi program unggulan pembangunan fisik dan nonfisik Paslon Nomor Urut 2 Aep Syapuloh dan Maslani.
Melalui program unggulan Paslon Nomor Urut 2 Aep Syapuloh – Maslani, ini, banyak yang berharap persoalan – persoalan di Karawang tersebut dapat ditintaskan.
Dan, tentunya, masyarakatpun sudah dapat menilai kiprah Aep Syaepuloh, yang merupakan petahana, keberhasilan – keberhasilan yang sudah dicapai, meski dengan keterbatasan masa pemerintahannya, sebelum cuti. Masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan.
Karenanya, jika dipercaya kembali memimpin Karawang, tentunya program-program unggulan, yang sudah berjalan ini, akan diselesaikan dengan baik, tanpa harus memulai lagi dari awal. (Ari/*)