“Jika kemarau masih berlanjut hingga bulan Oktober, pihaknya berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk menjaga pasokan air bersih kepada warga yang membutuhkan,” tangkas Dandim 0724/Boyolali.
Kepala BPBD Boyolali, Suratno, melaporkan bahwa kekeringan tahun ini telah meluas ke wilayah Kecamatan Selo dan Cepogo. Sebelumnya, enam kecamatan telah ditetapkan sebagai wilayah terdampak kekeringan akibat kemarau yang berkepanjangan.
“Kekeringan telah menyebar ke Kecamatan Selo, terutama di Desa Senden, dan ada permintaan tambahan pasokan air bersih di Kecamatan Cepogo, khususnya di Dukuh Bener, Desa Gubug,” ungkapnya.
Terkait dengan situasi kemarau tahun ini, Suratno akan mengusulkan agar Bupati mengeluarkan surat keterangan (SK) terkait status siaga bencana dampak kekeringan. Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi wilayah-wilayah di luar daerah terdampak agar dapat menerima bantuan air bersih.
Fenomena El Nino diperkirakan akan berdampak hingga awal tahun mendatang. Hal ini tercermin dari meningkatnya insiden kebakaran yang terjadi akibat kekeringan di Boyolali. (Mds/*)