Karawang, MEDIASERUNI – Masyarakat Karawang baru-baru ini dihebohkan dengan adanya semburan lumpur berwarna hitam pekat di perairan Sungai Citarum, tepatnya di Desa Telukbuyung, Dusun Tenjojaya, Kecamatan Pakisjaya.

Fenomena ini sempat membuat gempar karena muncul dugaan bahwa semburan tersebut disebabkan oleh pembuangan limbah industri, mengingat seringnya kasus pencemaran di sungai tersebut. Namun, setelah dilakukan investigasi oleh pihak berwenang, dugaan tersebut ditepis.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karawang Iwan Ridwan, menjelaskan semburan lumpur hitam itu bukan disebabkan oleh aktivitas industri.

“Fenomena tersebut diduga merupakan kejadian alam yang dikenal dengan istilah “lumpur blow up”, yang diakibatkan tekanan gas bumi,” ucap Iwan, mengutip JabarNet, Senin 16 September 2024.

Pernyataan ini didukung analisis seorang geolog dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ramadhani, yang menyebut bahwa semburan itu kemungkinan besar berasal dari pelepasan gas dangkal (lumpur blow up).

“Menurut Pak Ramadhani, geolog dari ITB, diduga kejadian ini merupakan fenomena alam lumpur blow up yang disebabkan oleh tekanan gas bumi yang terperangkap di dalam tanah. Fenomena ini memang bisa terjadi secara tiba-tiba dan biasanya akan mereda dengan sendirinya setelah tekanan gas berkurang,” ujar Iwan.

Baca Juga:  Cerita Ajaib Detik Detik Truk Seruduk Enam Warung, Ika dan 2 Anaknya Selamat

Potensi Bahaya Tekanan Gas Alam
Iwan juga menjelaskan lebih lanjut tentang mekanisme fenomena ini. Menurutnya, tekanan gas bumi yang dilepaskan secara tiba-tiba bisa menyebabkan semburan lumpur atau cairan lainnya dari bawah permukaan tanah.

Gas yang biasanya terperangkap di lapisan dangkal bumi ini bisa menimbulkan semburan bertekanan yang berisiko jika tidak segera diantisipasi. Fenomena seperti ini kadang-kadang muncul dan menghilang dengan sendirinya, tergantung seberapa besar tekanan gas yang dilepaskan.

“Biasanya gas ini berasal dari lapisan yang dangkal, dan ketika tekanan sudah cukup besar, gas tersebut akan keluar ke permukaan, menyebabkan semburan lumpur atau air. Setelah semua tekanan terlepas, fenomena ini akan hilang dengan sendirinya,” lanjut Iwan.

Namun, ada hal penting yang perlu diwaspadai dari kejadian ini. Iwan menghimbau masyarakat, terutama mereka yang tinggal di sekitar lokasi semburan, untuk tidak menyalakan api di sekitar area tersebut. Ia khawatir adanya pelepasan gas yang cukup besar dapat memicu ledakan atau kebakaran.

Baca Juga:  Bupati Mansur Hidayat Sindir Kepala Dinas yang tak Mau Evaluasi Kinerjanya

“Kami sudah menyampaikan kepada pihak kecamatan, khususnya Camat Pakisjaya, untuk mengingatkan warga agar tidak menyalakan api di sekitar area semburan. Takutnya, tekanan gas cukup besar dan bisa berbahaya. Fenomena kemarin berlangsung sekitar 20 hingga 30 menit,” tambahnya.

Bukan Akibat Limbah Industri
Satu hal yang ditekankan DLH Karawang adalah fenomena ini bukan disebabkan oleh aktivitas industri atau pembuangan limbah dari pabrik-pabrik di sekitar Citarum. Iwan memastikan bahwa tidak ada pabrik atau industri di sekitar lokasi semburan yang bisa menjadi sumber pencemaran tersebut.

“Kami pastikan tidak ada pabrik atau industri di area tersebut, dan juga tidak ada pipa gas yang bocor. Jadi, ini murni fenomena alam, bukan akibat aktivitas manusia. Saat ini, kondisi sudah kembali normal dan tidak ada tanda-tanda semburan lebih lanjut,” tutup Iwan. (Ari/*)