Tetapi yang menyahut malah Sersan Yono Sukirman. “Heh! Anak muda! Siapa engkau, lancang bicaramu!” Orang yang menghardik sersan Yono Sukirman. “Sadar engkau sedang bicara dengan siapa!?”
“Maaf tuan, kami cuma penduduk kampung biasa. Saya mewakili kawan-kawan saya. Andai pun jawaban saya dianggapkan salah, saya minta maaf.” Salim membungkuk dalam-dalam.
“Bagus!” Sutan Adang Alang tertawa lebar. “Nah, yang mana orang bernama Haji Usman!”
“Tuan sedari tadi menyebut Haji Usman. Kami tidak kenal dengan Haji Usman.”
Raut wajah Sutan Adang Alang langsung berubah tak suka, lantas mengerling kesamping. “Jiungsoro, yang mana Haji Usman!”
Dari arah samping, melangkah lelaki bernama Jiungsoro, dan langsung menyapu pandang. Namun, sesaat kemudian menggeleng, sehingga membuat Sutan Adang Alang kecewa. Namun, Jiungsoro mendadak membisiknya sembari menunjuk kepada Amat dan Saleh.
“Kalian berdua benarkah orang Hamparan Perak?!” Amat menyahut setelah saling pandang dengan Saleh. “Benar! Kami orang Kampung Hamparan Perak. Ada apakah tuan?”