Yogyakarta, MEDIASERUNI – Aksi protes pedagang kaki lima atau PKL Teras Malioboro 2 pada akhir pekan lalu, 13 Juli 2024, berakhir ricuh. PKL melakukan protes terkait penutupan pagar Teras Malioboro karena mereka ingin tetap berjualan di selasar jalur pedestrian Malioboro.

Raja Keraton yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, angkat bicara terkait situasi ini. Sultan menjelaskan, rencana relokasi sebelumnya sudah dirembuk dengan pedagang.

“Kami (Pemerintah DIY) sudah berbicara, bahwa (tenggat waktu berjualan) di Teras Malioboro 2 hanya dua tahun,” kata Sultan di Yogyakarta, dikutip Selasa 16 Juli 2024.

Menurut Sultan, rencana relokasi sebelumnya sudah dirembuk dengan pedagang. Hanya saja, komunikasi yang dilakukan Pemerintah DIY dilakukan bukan melalui paguyuban pedagang tergabung dalam Paguyuban Tri Dharma, melainkan berdasarkan kontrak dengan tiap individu pedagang.

Baca Juga:  Momen Halal Bihalal, Perkuat Konsolidasi Organisasi MIO Indonesia Kukuhkan Pengurus Baru 

“Kami tidak mengenal koperasi pedagang Tri Dharma, kontraknya Pemda DIY itu individual, rembugannya (soal relokasi) secara individual, bukan lewat koperasi,” kata Sultan.

Sultan menuturkan, koperasi atau paguyuban pedagang Malioboro memang ada saat mereka masih berdagang di trotoar dulu. Namun begitu dilakukan relokasi tahap pertama ke Teras Malioboro, komunikasi atau kontrak Pemda DIY dengan pedagang itu sudah dilakukan atas nama individu pedagang, bukan paguyuban lagi.

Sebelumnya, Pemerintah DIY telah berbicara dengan pedagang dan menetapkan tenggat waktu berjualan di Teras Malioboro 2 hanya dua tahun. Februari 2022, sebanyak 1.041 pedagang yang berjualan di trotoar Malioboro menempati Teras Malioboro 2, sisanya menempati Teras Malioboro 1.

Para pedagang di Teras Malioboro 2 sebenarnya tidak menolak rencana relokasi yang akan dilakukan Pemda DIY ke Beskalan dan Ketandan. Namun, mereka merasa perlu dilibatkan dalam komunikasi rencana tersebut.

Baca Juga:  Ratusan Aparat Gabungan Polres Bulukumba Amankan Pelantikan Anggota DPRD

Berkaca dari relokasi tahap pertama pada 2022 dari trotoar atau selasar ke Teras Malioboro 2, pendapatan pedagang benar-benar turun drastis. Lokasi Teras Malioboro 2, meskipun berada di pinggir jalan Malioboro yang ramai, dinilai jarang disambangi wisatawan karena lokasinya menjorok ke dalam.

Pemerintah DIY telah menyiapkan dua lokasi di Kampung Beskalan dan Ketandan yang ada di ruas Jalan Malioboro untuk relokasi PKL Teras Malioboro 2 saat ini. Kedua lokasi tersebut memiliki total luas lahan 8.000 meter persegi.

Meskipun mencari lahan yang memadai untuk PKL di kawasan Malioboro bukan pekerjaan gampang karena sudah teramat padat, Pemerintah DIY berusaha menyelesaikan relokasi ini dengan baik. (Mds/*)