Bandung Barat, MEDIASERUNI – Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengeluarkan pernyataan terkait dengan kondisi TPPAS Sarimukti kapasitasnya terbatas atau overload. Hal itu sampaikan langsung oleh Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman belum lama ini.

Menurut Herman, perlu penanganan yang cepat karena kapasitas Sarimukti terbatas. “Karena itu, yuk kita kurangi sampah, terutama sampah makanan sejak dari rumah,” kata Herman.

Menurutnya jika dilihat dari data menunjukkan bahwa dari 3.000 M3 atau 1.500 ton per hari, sampah yang masuk ke TPPAS Sarimukti dari 4 kab/kota di Bandung Raya, setengahnya atau 50% itu sampah makanan.

Pemprov Jabar menghimbau dengan segala kerendahan hati, kepada warga masyarakat Bandung Raya untuk mengurangi sampah berasal dari makanan.

Baca Juga:  Otak Pembunuh dan Pemerkosa Vina, Egi Berganti Nama Robi untuk Mengelabui Polisi

Sementara itu, Aktivis Lingkungan, Wandi Warisman mengatakan bahwa bahwa darurat sampah TPAS Sarimukti Over Capacity, sebenarnya bukan kali ini saja permasalahan TPAS Sarimukti.

Sebelumnya ada kebakaran TPAS, infrastruktur yang tidak memadai, sepertinya pemerintah provinsi tidak bisa menyelesaikan masalah ini. Wandi memandang bahwa inti permasalahan sampah itu ada dua aspek.

Pertama, soal Kebijakan pemerintah. Menurut Wandi, dalam kebijakan aturan pengelolaan sampah yang terkesan kurang serius. Contohnya, warga dihimbau untuk memilah sampah dan pemerintah menyediakan tempat sampah terpilah tapi begitu diangkut oleh armada kebersihan sampah disatukan kembali dan dibuang ke TPA dengan kondisi tercampur.

“Dalam kebijakan anggaranpun pemerintah tidak serius dalam masalah sampah hampir di seluruh pemda/pemkot dan pemprov hanya menganggarkan dari APBD untuk pengelolaan sampah di bawah 1%, KBB sendiri hanya 0,01% dari APBD, belum lagi kebijakan penggunaan kemasan plastik yang super bebas yang tidak ramah lingkungan,” kata Wandi 9 Oktober 2024.

Baca Juga:  PKB tak Diajak, Koalisi 3 Partai Deklarasi Dukung Aep Syaefuloh

Kedua soal kebiasaan masyarakat. Sekarang masyarakat dengan gaya hidup serba instan dan ingin segala sesuatu lebih cepat maka pengelolaan sampah disumbernya pun menjadi kendala.

Wandi menegaskan untuk mengurai permasalahan sampah maka peran pendidikan karakter dan pembiasaan terkait kepedulian lingkungan harus dikuatkan baik di lembaga pendidikan maupun di rumah tangga.

“Maka peran pendidikan karakter dan pembiasaan dalam kepedulian terhadap lingkungan di lembaga pendidikan maupun di rumah harus diterapkan,” pungkasnya. (Dadan/Mediaseruni)